Senin, 28 Maret 2011

"Kemendiknas Takut Salah Langkah"

Pengamat Pendidikan Arief Rahman menyatakan, Kemendiknas tidak berani menarik ratusan buku pengayaan yang salah edar karena takut salah langkah.

“Mungkin mereka tidak berani karena bukan kewenangan mereka,” ucapnya. Dengan kata lain, masyarakat sebagai pemakai buku tersebut harus mendesak Kemendiknas untuk menunjuk instansi pemerintah agar segera menarik buku salah edar tersebut sehingga tidak merugikan anak didik. “Dibantu dengan media saja agar lebih cepat ada aksi itu,” imbuhnya.

Arief menambahkan, penerbitan buku pengayaan untuk tingkat SD, SMP dan SMA memang besar sekali celahnya untuk disalahgunakan serta banyak yang lolos sensor dan tidak ternilai dengan baik karena tingkat komersialisasinya sangat tinggi. Entah dari penulis, penerbit, bagian pemasaran, ataupun percetakan berpotensi untuk menyalahgunakan buku tersebut untuk mendapatkan keuntungan besar.

Oleh karena itu, ujar Arief, perlu ada lembaga kontrol independen yang tidak terkekang birokrasi sebagai tim pemeriksa kelayakan buku tersebut.

Ketua Education Forum Suparman berpendapat, perlu segera ada klarifikasi atas kesalahan konten terhadap buku yang salah edar tersebut. “Penarikan tetap perlu dilakukan,” tegasnya. Pihak yang terkait juga harus memberikan buku pengganti apabila kesalahan yang dibuat sudah parah.

Suparman berpendapat, jika buku yang salah edar itu masih beredar dan digunakan oleh siswa maka akan sangat berpengaruh terhadap pengembangan pengetahuan anak. “Buku kan acuan pendidikan, kalau salah isi akan sangat berbahaya bagi pendidikan,” lugasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More