Selasa, 05 April 2011

Jangan Manjakan Masyarakat dengan Utang

AKSI Debt collector yang belakangan semakin menggunakan aksi kekerasan menuai kecaman dari berbagai pihak. Akan tetapi, jika ditelusuri perilaku kekerasan yang digunakan para debt collector bukan tanpa sebab. Pembayaran nasabah yang seret menjadi pemicu utama.

Sistem ekonomi yang memanjakan warga untuk berperilaku konsumtif di era modern ini memang tak bisa dihindari. Sayangnya, sasaran sistem ini sudah mulai beralih dari kalangan ekonomi kelas atas kini sudah mulai ke tengah. Kredit macet tentu semakin membengkak jumlahnya karena perilaku masyarakat yang dimudahkan memperoleh barang dengan cara berutang.

Logika saja, siapa yang tidak mau bisa mendapatkan barang dengan cara berutang. Masyarakat tidak memikirkan bagaimana mereka harus membayar, yang penting barang didapat. Otomatis strata sosial di masyarakat konsumtif juga ikut terangkat.

Saat ini pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap aksi debt collector juga sangat lemah. Sehingga masyarakat terus berada dalam keadaan terancam.

Di sinilah seharusnya peran pemerintah selaku pihak yang memiliki kewenangan untuk mengeluarkan regulasi yang ketat. Persyaratan pengambilan kartu kredit bisa juga diperketat. Sehingga seleksi masyarakat yang benar-benar mampu bisa terealisir.

Dengan demikian, perusahan bank tidak perlu mengancam-ancam sampai membunuh nasabah yang kreditnya tidak berjalan lancar.

Seharusnya, yang saat ini harus dilakukan pemerintah mengangkat sistem perekonomian kelas kecil dan menengah seperti dalam program UMKM, misalnya. Toh, dengan sistem itu pemerintah turut mendidik masyarakat untuk mau berusaha guna mendapatkan prestise atau barang konsumsi yang diinginkan. Dan jelas bukan dengan cara berutang.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More