Rabu, 27 April 2011

Emirates SkyCargo Raih Tiga Penghargaan Bergengsi


Emirates SkyCargo, divisi kargo dari maskapai penerbangan Emirates yang berbasis di Dubai, mendapatkan tiga penghargaan bergengsi dari industri kargo di London dan Toronto minggu lalu. 
Pada UK Cargo Airline of the Year Awards, divisi kargo ini menerima dua penghargaan sebagai Maskapai Penerbangan Terbaik ke Timur Tengah (Best Airline to the Middle East) untuk ke-23 kalinya berturut-turut sedangkan Penghargaan Prestasi Sepanjang Masa (Lifetime Achievement) diberikan kepada Ram Menen, Senior Vice President Divisi Cargo Emirates.
“Memenangkan penghargaan Maskapai Penerbangan Terbaik ke Timur Tengah (Best Airline to the Middle East) menekankan dedikasi Emirates SkyCargo terhadap layanan pelanggan dan kualitas,” kata Menen yang menghadiri acara penyerahan penghargaan, dalam rilisnya kepada Okezone, Senin (25/4/2011).

“Menerima penghargaan Prestasi Sepanjang Masa (Lifetime Achievement) merupakan sesuatu yang akan saya rayakan bersama dengan tim Emirates Skycargo yang telah bekerja keras dan berkomitmen dalam mencapai kesuksesan ini.”
Penghargaan Cargo Airline of the Year yang diorganisir oleh majalah perdagangan Air Cargo News dan menerima suara pembaca dari seluruh dunia.

Di Kanada, Emirates SkyCargo dinobatkan sebagai Maskapai Penerbangan Timur Tengah Terbaik (Best Carrier Middle East) untuk kedua kalinya pada acara tahunan Central Region Forwarders Choice Awards Gala ke-11. Malam perayaan yang berlangsung di Mississauga Convention Centre ini diselenggarakan oleh Canadian International Freight Forwarders Association (CIFFA) dan dihadiri oleh lebih dari 500 eksekutif dari industri penerbangan dan kargo. Maskapai penerbangan yang dinominasikan berdasarkan rute perdagangan utama yang mereka layani dan komunitas kargo yang dipilih berdasarkan yang terbaik pada kategorinya seperti penanganan di darat (ground handling), layanan pelanggan dan layanan sesuai dengan yang ditawarkan.

Emirates SkyCargo menerima penghargaan saat sedang bertumbuh dan berkembang. Pada 2010, maskapai penerbangan ini meluncurkan 10 rute penerbangan baru termasuk diantaranya 4 layanan penerbangan kargo ke Almaty, Bagram, Campinas dan Erbil. Pada 2011, layanan penerbangan ke Basra telah diluncurkan pada Februari, dan rute penerbangan baru ke Jenewa dan Kopenhagen akan mulai beroperasi pada Juni dan Agustus, sedangkan Rio de Janeiro dan Buenos Aires akan bergabung dengan jaringan penerbanganEmirates pada Januari 2012.

Saat ini Emirates SkyCarho melayani rute jaringan global yang tersebar di 111 kota tujuan di 66 negara termasuk 12 kota tujuan kargo saja, dimana salah satu dari 51 lokasi pelayanan Emirates SkyCargo merupakan e-freight (layanan tanpa mengunakan dokumen kertas).

Emirates diperkuat 152 armada yang terdiri dari delapan armada kargo (3 Boeing 747-400F, dua 747-400ERF, dua Boeing 777F dan satu armada 747-400SF) dan merupakan salah satu armada termuda di angkasa.

Menikmati Matahari Terbit di Candi Borobudur


INGIN melihat terbitnya matahari dengan momen indah yang sering terlewatkan untuk dinikmati akibat kesibukan kita. Apalagi hampir tiap hari kita melihat terbitnya mentari, sehingga peristiwa tersebut dirasa tak lagi istimewa.
Proses mentari terbit, akan menjadi waktu-waktu yang indah bila disaksikan dari lokasi yang tepat. Salah satunya dari Candi Borobudur di Jawa Tengah.
Dari candi terbesar di Indonesia ini Anda dapat melihat terbitnya sang surya dari balik Gunung Merapi yang masih diselimuti kabut pagi. Bulan Mei hingga Juli merupakan waktu yang tepat untuk menikmati momen ini. Karena pada masa-masa ini cuaca sedang cerah.
Untuk dapat melihat moment itu Anda bisa masuk melalui Hotel Manohara yang berada di dalam kompleks Wisata Candi Borobudur. Sebaiknya Anda datang pada pukul 04.00 WIB, dan membayar tiket masuk kepada petugas di hotel.
Di sana Anda akan diberi batik bercorak Candi Borobudur dan wajib Anda kenakan. Anda akan dipandu oleh seorang pemandu, yang akan memberitahukan posisi yang tepat untuk menyaksikan matahari terbit.

Warna kemerahan di ufuk timur sudah bisa Anda lihat. Stupa-stupa dan patung Buddha di candi pun akan mulai nampak. Batu-batu yang membentuknya akan berpendar kemerahan, menunjukkan wajah damai Sang Buddha.

Matahari akan naik perlahan-lahan dari balik Merapi, dengan warna jingga dilengkapi warna ungu kebiru-biruan dari langit. Warna-warna itu terlihat indah di atas batu-batu candi yang berwarna abu-abu kehitaman. Anda bisa mengambil gambar indahnya langit dengan latar depan stupa Candi Borobudur.

Staff Pemugaran Candi Borobudur Mura Aristina mengatakan, wisatawan lebih tertarik untuk melihat matahari terbit dari pada matahari tenggelam dari candi. "Pada waktu libur sekolah itu, bisa mencapai hingga 1.500 pengunjung," kata Mura.

Mura menambahkan, untuk masuk dan menikmati matahari terbit di Candi Borobudur Anda perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 220.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 320.000 untuk wisatawan asing.

Setelah menikmati indahnya matahari terbit, Anda akan mendapatkan morning tea dan sarapan pagi. serta aura kedamaian dari Borobudur yang diselimuti hangatnya sinar matahari pagi.

Menjelajah Banjarmasin Bersama Terry Putri


PENJELAJAHAN Indonesia Exploride sudah sampai di Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Kali ini, acara yang berkonsep menjelajahi Tanah Air untuk mengungkap wisatanya ini ditemani artis cantik Terry Putri.
Program berkonsep menjelajahi Indonesia lewat  petualangan yang dilakukan Wulung Damardoto (Ungki), seorang bikers dan sahabatnya Aditya Birawa (Ditto), kameramen, dan fotografer. Nah, hasil perjalanan keduanya berkeliling Tanah Air bakal direkam dan didokumentasikan oleh tim melalui video, foto, dan jurnal Wulung beserta rombongan tiba di Kota Banjarmasin pada 23 April.
Pada kesempatan ini, tim Indonesia Exploride berpetualang Banjarmasin, setelah dari Lampung, Palembang, Bangka Belitung, Pekanbaru, Batam, Medan, Nias, Padang, dan aceh. Di sini, dua sahabat ini mengunjungi warung atau tempat makanan dan Sepanjang perjalanan ditemui alam yang masih alami dan terjaga keasriannya di Banjarmasin. Dalam kunjungan ke Banjarmasin, artis asal Provinsi Banjarmasin, Terry Putri ikut terlibat.
Terry Putri bersama dengan dua sahabat ini, Ungki dan Dito mencoba Soto Banjar dan ikan Saluang goreng yang sangat terkenal dari kota Banjarmasin.

Selain itu, Terry Putri bersama dengan dua sahabat ini mendatangi tempat salah satu warisan khas Banjarmasin adalah kain Sasirangan. Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup. Beberapa motif sasirangan ini adalah Iris Pudak, Kambang Raja, Bayam Raja, Kulit Kurikit, Ombak Sinapur Karang, dan masih banyak motif lainnya.

"Program ini semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita dan juga Indonesia, bahwa mencintai budaya dan kekhasan daerah adalah harta yang tak ternilai harganya. Apapun bentuknya kebudayaan asli Indonesia menjadi ciri kita. Untuk itu kita harus menjaganya dan mencintai kelestarian budaya kita dan juga mengembangkan kuliner kita," kata Wulung dalam rilisnya yang diterima Okezone, Senin (23/4/2011).

Namun sayang, petualangan mereka di Banjarmasin kali ini hanya satu hari. Dalam Indonesia Exploride, mereka harus melanjutkan perjalanannya ke daerah lainnya dengan jarak tempuh sekitar 18.000 KM atau 279 point menggunakan sepeda motor. Memang, perjalanan yang melelahkan dan penuh tantangan. Namun menurutnya Indonesia Exploride salah satu tugas untuk mempromosikan wisata dan budaya daerah.

"Ke depannya mempromosikan daerah dengan menggunakan sepeda motor. Di negara lain sudah banyak dilakukan. Ini bukan karena saya seorang rider. Tetapi lebih kepada mempromosikan daerah-daerah yang ada di Indonesia," ungkapnya.

Sebagai artis ibu kota asal Banjarmasin yang tak lupa dengan kampung halamannya, Terry Putri  mengatakan, Banjarmasin memang memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan, makanannya pun memiliki keunikan yang tidak kalah menariknya dengan daerah di Indonesia lainnya.

“Saya sangat antusias bernostalgia bersama tim Indonesia Exploride untuk menjelajah kota kelahiran saya,” ungkapnya artis berparas cantik ini.

Dengan demikian akan mempromosikan budaya Banjarmasin, makanan khasnya dan kerajinan tangannya.

"Acara ini sangat bagus. Bisa mempromosikan daerah kita. Dengan acara ini masyarakat dari daerah lain jadi tertarik untuk datang ke sini," tutupnya.

Aquarium Berbentuk Telur di Aqua City Hong Kong


BERKUNJUNG ke kota pelabuhan yang indah ini tidak lengkap kalau tidak menyambangi satu atraksi wisata yang memesona maritim terbaik dunia di Aqua city
Wahana wisata terbaru ini didesain untuk melengkapi kesempurnaan Ocean Park yang diharapkan bisa menjadi taman hiburan bertema maritim terbaik di dunia.
Ocean Park pertamakali dibuka pada tahun 1977 dan selama hampir tiga dekade telah memberikan banyak kesenangan bagi masyarakat Hong Kong dan pengunjung lainnya dari luar negeri. Kehadiran Aqua City memberikan nuansa baru karena pengunjung akan disambut oleh sebuah media yang menampilkan informasi tentang pentingnya melestarikan satwa dan habitatnya.
Desain yang canggih, fasilitas yang fantastis, koleksi berbagai ikan langka dan makhluk laut yang riang berenang di salah satu akuarium terbesar di Asia, serta pintu masuk baru yang ikonik merupakan warna tambahan yang disisipkan oleh Aqua City untuk Ocean Park.
Sejak pertamakali direncanakan, Aqua City dirancang dengan falsafah yang mencerminkan usaha Ocean Park dalam mengintegrasikan konservasi, pendidikan dan hiburan melalui sinergi antara desain, presentasi dan pengalaman yang menyenangkan. Grand Aquarium adalah primadona di Aqua City.

Aquarium berbentuk telur ini akan menyala dengan cahaya biru-kobalt di malam hari, dan di dalamnya terdapat sekitar 5.000 hewan laut dari 400 spesies dan keajaiban air lainnya yang dapat diamati dengan leluasa oleh para pengunjung.

Salah satu kejutan lainnya adalah kehadiran restoran Neptunus yang tak hanya sekedar menawarkan sensasi pemandangan panorama dunia bawah laut, namun juga melengkapinya dengan peralatan makan yang dirancang khusus untuk menciptakan atmosfer taman bawah laut yang sesungguhnya.

Slovania, si Kecil yang Menggoda


NEGARA ini berada di kawasan Eropa Tengah, bertetangga dengan  Italia, Laut Adriatik, Kroasia, Hongaria, dan Austria.
Mungkin namanya tak begitu berkumandang dalam jajaran destinasi wisata benua Eropa, namun siapa yang menyangka si kecil Slovania memiliki pesona yang begitu menggoda. Kaya akan goa serta pegunungan indah yang menantang untuk ditaklukkan dan dihiasi banyak bangunan serta villa bersejarah, Slovenia adalah destinasi wisata yang menyenangkan dan tak terduga.
Ibu kota yang bernama Ljubljana hanya dihuni sekitar 270 ribu jiwa (bandingkan dengan kota Jakarta yang memiliki jumlah penduduk hampir 9,5 juta jiwa) dan dihiasi bangunan bergaya Art Nouveau dan Art Deco.
Banyak atraksi yang bisa Anda nikmati di kawasan kota Ljubljana, seperti kastil tua Ljubljana, Katedral Saint Nicholas, Jembatan Naga, Taman Tivoli, serta Butchers' Bridge, dan semuanya dapat Anda tempuh dengan mudah berkat aliran Sungai Ljubljanica yang menyatukan hati dan kehidupan Kota Ljubljana.
Patung penyair yang paling paling dikasihi Slovenia, France Preseren, berdiri di salah satu bagian tepi sungai Ljubljanica dan menjadi tempat favorit bagi para mahasiswa untuk menenangkan pikiran ketika menghadapi masa ujian. Salah satu tempat berkumpul terbaru di kota ini terletak tepat di hulu Butchers' Bridge, jembatan bernama gahar namun memiliki perawakan yang menakjubkan (dibuat dengan desain yang rapi, menggunakan kaca untuk konstruksi bagian dasarnya) yang menghubungkan para pejalan kaki ke pasar modern yang dirancang oleh arsitek Slovenia, Joze Plecnik.

Di sinilah Anda dapat menemukan deretan cafe di sepanjang tepi sungai, dengan payung putih dan kursi kayu yang begitu mempesona dalam kesederhanaannya. Kalau Anda datang bersama pasangan, Anda dapat berpartisipasi dalam fenomena romantis yang sedang hangat di Ljubljana, dikenal dengan istilah "kunci cinta".

Anda dan pasangan hanya perlu mengikatkan gembok pilihan Anda di pagar jembatan lalu melemparkan kuncinya ke sungai Ljubljanica. Dan semoga, jalinan kasih antara Anda dan pasangan akan awet seperti gembok yang erat mengait pagar jembatan Sungai Ljubljanica.

Relaksasi di Terengganu


KEINDAHAN pantai mampu membuat relaksasi tubuh kita, melepas kepenatan dari aktivitas setiap hari. Salah satu tempat yang menawarkan keindahan pantainya adalah Terengganu.
Berhalamankan Laut Cina Selatan, kekayaan pariwisata negeri ini adalah alam dan budaya setempat. Alam berbicara tentang keindahan pantai, laut, dan kekayaan hutan tropis. Budaya akan terkait dengan peradaban sebuah kerajaan Melayu yang bernapaskan Islam.
Jalan-jalan ke Terengganu benar-benar menjadi wahana relaksasi. Ada pulau-pulau kecil berpasir putih, penuh bunga karang dan ikan hias, yang membuat tenang pikiran. Kita bisa memilih Kepulauan Penghentian misalnya. Atau, datangi Pulau Redang, Paku Besar, dan Kapas. Pantai Semenanjung Malaysia di bagian negeri ini pun tak kurang kaya, dengan bentang mencapai 224 kilometer dan menghadap Laut Cina Selatan yang dalam dan biru.
Kalau ingin melihat sisa-sisa manusia perahu asal Vietnam, kunjungilah Pulau Bidong. Semua ada dalam jarak kunjungan sejam dua jam saja. Bahkan kita bisa mendarat langsung di Pulau Redang menggunakan pesawat dari Singapura. Dengan karakternya yang tenang, Terengganu adalah sasaran penting para pelancong dewasa.
Di Terengganu, wisatawan dapat memilih pulau sesuai selera. Mereka biasanya adalah orang-orang yang mencintai alam. Mereka mengisi kegiatan dengan berenang, menyelam, melihat bunga karang dan ikan hias, lalu kembali ke pantai dan membaca buku.

Tapi, bukan berarti negeri ini tak pernah riuh. Setahun sekali, Terengganu menjadi tuan rumah Monsoon Cup, kejuaraan perahu layar tingkat dunia. Saat acara itu berlangsung, dua juta pasang mata di seluruh dunia turut menyaksikan lewat layar kaca, sehingga Malaysia tak hanya identik dengan balap F1 di Sepang, melainkan juga balap perahu layar.

Dua bocah asal negeri ini bahkan menjadi juara dalam lomba serupa di Eropa. Ada kisah, nama ini berasal dari ucapan pendatang yang melihat terangnya cahaya pelangi, ''Terang anu.'' Namun, sejarawan Cina bernama Coo Cu Fei mencatat pula pada 1178 bahwa negeri ini pernah berada di bawah pemerintahan Sriwijaya, dengan nama Teng-ya-nu.

Catatan pertama negeri ini masih tersimpan dalam sebuah batu tulis atau batu bersurat menurut istilah mereka yang ada di Kuala Berang. Inilah bukti tertulis tertua negeri itu, berisikan pelaksanaan hukum-hukum Islam. Batu Bersurat bertarikhkan 1303 Masehi dan ditemukan kembali pada 1902 oleh Syekh Hussein Ghulam Al-Bukhari. Tulisan di batu ini menggunakan kalimat Jawi, huruf Arab namun berbahasakan Melayu. Hingga kini, Batu Bersurat tetap menjadi simbol Terengganu. Sendi-sendi Islam berlaku.

Negeri seluas 12.955 km persegi ini beribukotakan Kuala Terengganu. Ibu kota yang tenang, dengan penduduk tak sampai setengah juta. Keseluruhan penduduk Negeri Terengganu pun hanya 1 juta jiwa. Tapi, inilah negeri yang kaya karena merupakan penghasil migas terbesar di Malaysia.  Hingga tiga tahun lalu, Terengganu adalah negeri ''terbelakang'' di Malaysia. Pertarungan politik antara PAS dan UMNO sangat keras dan lebih banyak merugikan rakyat. Pendidikan terabaikan.

Tiga tahun terakhir ini, untuk menjaring pemilih sekaligus menebus kesalahan di masa lalu, pemerintahan UMNO setempat seakan menghujani Terengganu dengan berbagai megaproyek. Guru-guru pun dikirim belajar ke luar negeri. Anak-anak sejak TK dididik bahasa Inggris dan khatam Alquran. Lapangan terbang dipermodern. Saat ini hanya menerima tujuh pesawat setiap hari dari Kuala Lumpur. Mulai tahun depan, menjadi bandara internasional yang dapat didarati pesawat besar seukuran Boeing 747 dan Airbus A340.

Hamparan Teluk di Pantai Talise


KOTA PALU yang lebih dikenal dengan sebutan Teluk Palu yang diapit oleh daratan Kota Palu dan Kabupaten Donggala dengan memiliki obyek wisata beragam.
Salah satunya adalah obyek wisata Pantai Talise yang berasal dari bahasa Kaili yang berarti buah ‘ketapang’. Dinamakan demikian karena pantai ini dahulunya banyak ditumbuhi pohon ketapang.
Pantai Talise merupakan obyek wisata bahari dengan memiliki panorama indah hamparan teluk dan pegunungan yang begitu mempesona.
Selain itu, pantai ini sangat cocok untuk kegiatan olah raga, seperti berenang, selancar angin (wind surfing), sky air, menyelam, memancing, dll.
Pantai Talise sebagai tempat tamasya adalah pilihan paling murah dan mudah bagi warga Kota Palu umumnya. Mengapa? karena selain tidak memerlukan biaya, lokasinya teramat mudah untuk dicapai, yaitu di tengah kota dan akses jalan yang sudah teraspal. Sekarang berada di sekitar Jalan Raden Saleh, Raja Moili dan Cut Mutia.
Keberadaanya yang dekat dengan pusat kota menjadikan pantai ini banyak dikunjungi oleh pendatang maupun masyarakat Palu.

Berkunjung di siang hari agak kurang cocok, karena cuaca di Palu umumnya terik dan angin bertiup sangat kencang saat jam 12 siang lewat.

Pemandangan indah di Pantai Talise saat matahari menjelang terbit. Pantai ini enak dikunjungi saat sore hari menjelang matahari terbenam dan saat sore sambil menikmati makanan kecil dan minuman berupa pisang goreng, pisang eppe, jagung, kopi, sarabba.
Pada sore dan malam hari juga menjadi tempat rekreasi keluarga dan kaum muda-mudi.

Pantai Talise juga menjadi sumber penghidupan bagi nelayan tradisional yang tinggal di sekitar pantai untuk menangkap benur dengan alat tangkap yang disebut ‘pasero’. Perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di tengah teluk menambah keindahan pantai.

Akses menuju Pantai Talise sangat mudah, karena terletak di Pusat Kota Palu. Dari bandara udara Palu menuju ke lokasi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan jarak sekitar empat kilometer.

Pantai dengan Keindahan Warna Pasirnya


SEMUA orang pasti akan terbuai ketika menikmati simfoni desahan angin semilir serta deru suara ombak yang membingkai hamparan pasir putih nan halus.
Namun ada perbedaan pada pantai-pantai ini. dengan pasir pantai dengan warna dan tekstur yang sedikit berbeda ini justru malah akan membawa kesegaran dan keajaiban dalam liburan Anda.
Namun sebenarnya dari mana kiranya warna-warna manis yang membalut pasir ini berasal? Tentu saja bukan dari pewarna makanan, melainkan dari mineral padat serta berbagai materi bumi yang hancur berkat pertautan antara gempuran ombak yang bertambatan dengan permukaan bumi hingga akhirnya menggerusnya menjadi butiran kecil. Dan dari kesejukan Hawaii hingga kilau California, ini dia empat pantai dengan warna pasir paling luar biasa.
Pantai pasir hijau di Papakolea, Hawaii
Pantai Papakolea yang kaya akan mineral olivin (salah satu unsur utama yang dihasilkan oleh endapan lava gunung berapi di Hawaii) memiliki sebuah lekukan yang nyaris seperti kerucut silinder dengan pasir berwarna hijau tua yang surealis, terhampar bagai sebuah padang rumput. Pantai ini dapat Anda temukan di sebelah selatan Big Island, terlindungi oleh sebuah bukit yang lumayan tinggi.
Pfeiffer Beach di kawasan Big Sur, California, yang berpasir ungu muda.
Di malam hari, ketika sinar bulan memantul perlahan-lahan, maka partikel mangan yang mewarnai pasir hingga terlihat ungu akan tampak bercahaya, dan pantulannya di permukaan air tampak seperti aurora. Terbentang dari sebelah selatan pantai hingga membentang ke utara, warna pasir secara bertahap akan tampak makin pekat. Di siang hari, warnanya juga masih tampak mempesona.

Pantai berpasir merah muda di Harbour Island, Bahamas
Pasir di kawasan Harbour Island terbuat dari formula alam yang terdiri dari sedikit serpihan karang, cangkang kerang, serta kalsium karbonat dari invertebrata laut yang berukuran sangat kecil, serta tambahan bahan rahasia berupa kandungan Foraminifera, amuba mikroskopis yang memiliki cangkang tubuh berwarna merah atau pink cerah. Dengan kesabaran yang hanya dimiliki oleh alam, proses jutaan tahun menghasilkan butiran pasir pantai yang tampak indah, merona merah muda.

Pantai berpasir kaca di Fort Bragg, California
Lokasi yang suatu ketika pernah menjadi tempat pembuangan sampah ini kini telah menjelma menjadi salah satu pantai buatan manusia yang paling menakjubkan di dunia. Proses pasang surut pantai yang telah berjalan selama beberapa dekade telah menghaluskan pecahan-pecahan kaca hingga menjadi butiran kristal bergerigi yang nyaman di kaki. Hamparan kerikil kaca yang bersekongkol dengan butiran pasir Fort Bragg adalah salah satu destinasi wisata yang harus Anda kunjungi diantara semua gelimang menyilaukan Kota California.

Kota Sejuta Menara


BELGIA merupakan negara di kawasan Eropa Barat yang mewarisi banyak sekali kemegahan abad pertengahan.
Saat mengunjungi Belgia, Anda dapat melihat jejaknya dalam berbagai bentuk bangunan kastil dan mansion tua yang banyak tersebar di sepanjang perjalanan.
Sejumlah bangunan ini merupakan penampakan dari kekayaan serta kekuasaan dari para pemiliknya yang didominasi oleh golongan bangsawan, saudagar kaya, dan kalau di era modern, para super star.
Saat ini Dinas Pariwisata Belgia telah mengumumkan pembukaan tiga buah bangunan kastil tua sebagai tujuan wisata, di antaranya :

Chateau RochendaalBangunan yang terletak di Sint-Truiden adalah bangunan yang pertama yang dibangun sekitar tahun 1881 oleh Jean Henri Paul Ulens untuk istrinya.
Pada hari yang cerah dan indah, Anda dapat menikmati pesona detil Victoria, mural yang menggoda dan berbagai propaganda zaman Nazi yang mewarnai bangunan megah ini.

Chateau de Noisy di CellesAwalnya bernama chateau Mirinda, dibangun sekitar 1866 sebagai rumah musim panas keluarga kerajaan. Memiliki beberapa fitur yang luar biasa untuk dijelajahi, namun Anda harus ekstra hati-hati.

Sebuah menara jam setinggi 55 meter serta langit-langit yang luar biasa indah selalu menanti untuk dijelajahi, bersanding dengan lantai yang rusak dan tangga yang lapuk. Dangerously beautiful.

Castle of Mesen
Bangunan ini dikenal dengan sebutan bangunan penuh warna atau bunglon arseitektur. Dibangun pada awal abad ke-17 untuk keluarga kerajaan, setelah dua ratus tahun mengalami proses penambahan dan renovasi, kastil ini dijual dan digunakan sebagai sebuah pabrik di abad ke-19.

Castle of mansen Pernah menjadi pabrik penyulingan alkohol, pernah menjadi pabrik gula, dan pernah juga menjadi pabrik pengolahan tembakau.

Pada 1897 bangunan ini dibeli dan berubah fungsi menjadi sebuah sekolah Katolik yang kemudian mengakhiri proses belajar mengajarnya pada 1970-an.

Dalam bentuknya yang berantakan dan tidak berdaya, ternyata bangunan chateau Rochendaal di Sint-Truiden, chateau de Noisy di Celles, dan Castle of Mesen di Lede masih mampu menampilkan sisa-sisa kecantikannya yang telah memikat lensa para fotografer dan jutaan kamera para wisatawan.

Hongkong Disneyland Beri Keajaiban Saat Liburan Sekolah


Hong Kong Disneyland Resort, yang merayakan ulang tahun kelima dengan tema ‘Celebration in the Air’, akan memberikan atraksi-atraksi yang penuh keajaiban dan menjadikan pengalaman anda tidak terlupakan di tengah liburan sekolah.
Keajaiban dari Hong kong Disneyland Resort terletak tidak jauh dari kota Hongkong. Sebuah kota di Asia yang dihiasi oleh seluruh keragaman di dunia.
Director of Marketing Hong kong Disneyland resort, Vincent Wong, mengatakan didukung 5.000 staff, Hongkong Disneyland Resort siap menyambut para tamu dari seluruh belahan dunia dengan pengalaman yang penuh keajaiban. Untuk menambah kemeriahaan, tahun ini The Resort tidak hanya akan berbalut tema Celebration in the Air, tetapi juga membuat mimpi untuk terbang menjadi kenyataan. Sebuah keunikan berwisata di Hongkong yang tidak boleh terlewatkan.
“Bersama dengan Tinker Bell, karakter Disney yang baru saja memulai debutnya di Hong kong Disneyland, Sorcercer Mickey akan menaburkan debu-debu ajaib keseluruh area Resort. Para pengunjungt akan dibuat terkesima oleh Flights of Fantasy Parade, sebuah parade yang diadakan setiap harinya dan membuat setiap pengunjung di main street USA terpukau dengan atraksi di ketinggian 40 kaki di udara. Dengan mempersembahkan 24 karakter-karakter Disney tercinta dan lebih dari 100 staff. Parade interaktif baru ini merupakan parade eksklusif dan pertama di hongkong Disneyland. Selain itu, Tinker Bell castle yang bertaburan debu-debu ajaib dibawah sinar matahari dan dikelilingi oleh sinar keajaiban ketika senja tiba, akan semakin menambah kehangatan liburan sekolah,” kata Vincent Wong seperti rilis yang diterima Okezone, Senin, (25/4/2011).
Pada  bulan juni sampai agustus, atraksi-atraksi Disney akan memberikan kejutan di musim liburan ini. dan untuk menambah kemeriahan dari ulang tahun ke 5 Hong kong Disneyland Resort mengadakan program-program yang sesuai dengan lima tema diselenggarakan tahun ini, seperti Halloween, Natal, dan Hari raya Imlek.

Dengan memahami beraneka ragam keinginan yang datang dari pasar regional, Hongkong Disneyland resort terus berupaya untuk berkembang. Indonesia adalah salah satu pasar penting dengan pertumbuhan yang cukup pesat bagi Hong kong Disneyland.

“Dalam setahun terakhir, kami mencatat kenaikan ganda dalam jumlah pengunjung dari Indonesia dan dalam lima tahun terakhir, liburan sekolah dan liburan hari raya menjadi puncak bagi pengunjung-pengunjung dari Indonesia. Untuk itu, Hong kong Disneyland berterima kasih atas dukungan anda dan kami berkomitmen untuk selalu memberikan layanan dan keranmahan kelas dunia bagi setiap pengunjung,” jelasnya.

Vincent menambahkan, The golden mickeys, space mountain, buzz lightyear astro blasters, mickey’s phillmargic and the many adventure of Winnie the pooh menjadi lima atraksi terfavorit bagi pengunjung dari Indonesia, yang tentunya akan semakin terhibur dengan adanya atraksi-atraksi Celebration in the Air

Keajaiban ini akan semakin mudah dinikmati dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang setiap harinya menawarkan dua kali penerbangan antara Jakarta dan Hong kong, selain itu di bulan Juni, Garuda Indonesia akan menambah rute penerbangan antara Hong kong dan Bali.

“Garuda Indonesia memahami kebutuhan pengunjunguntuk ke Hong kong, sehingga kami sangat senang untuk memberikan penawaran istimewaini. Pada tahun 2010, Garuda masuk dalam Skyteam Airlines Alliance in 2010 dan untuk itu, kami dengan bangga memberikan pelayanan yang lebih baik dan menawarkan keramahan khas Indonesia untuk setiap penumpang,” kata Riza Perdana Kusuma, General Manager (Hong kong).

Shanghai The Bund, Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi


SHANGHAI merupakan kota metropolitan terbesar di negeri Panda, China. Kota ini juga terkenal dengan banyaknya orang asing (ekspatriat) yang menetap dan bekerja di Shanghai.
Tidak heran para ekspatriat bisa betah tinggal di sini, karena Shanghai memang menyediakan hampir semua hal yang mereka butuhkan, mulai dari tempat shopping, kafe, bar, tempat wisata, pusat bisnis & perkantoran, dll.
Selain itu, Shanghai juga terkenal dengan keindahan pemandangan kota di malam hari. Cahaya-cahaya yang dipancarkan oleh gedung-gedung tinggi yang berjejer rapi dan berdiri kokoh di seluruh penjuru kota Shanghai, telah membuat kota ini menjadi lebih hidup di malam hari. Dan hampir di semua tempat wisata yang pernah saya kunjungi, akan menjadi sangat cantik di malam hari.
Sebut saja, The Bund, sebuah tempat wisata yang paling ramai dikunjungi, baik oleh para wisatawan maupun penduduk lokal Shanghai. The Bund (?-?,orang China menyebutnya “Wai Than”) terletak di pusat kota Shanghai, di Distrik Huangpu.
Biasanya, nama “The Bund” mengacu ke pusat area yang dipenuhi bangunan-bangunan bersejarah yang berhadapan dengan dermaga di sepanjang tepi Sungai HuangPu. Sungai yang membelah kota Shanghai ini juga memberikan pemandangan yang tidak kalah indah. Dari The Bund, anda bisa melihat ke arah seberang Pudong, di mana terdapat menara Shanghai yang paling terkenal di dunia, yaitu Shanghai Oriental Pearl Tower dan gedung tertinggi di Shanghai yang mempunyai 100 lantai, Shanghai World Financial Centre.

Selain itu, para wisatawan juga bisa menyeberangi Sungai Huangpu ke arah Pudong melalui sebuah terowongan bawah laut, yang juga disebut sebagai “Bund Sightseeing Tunnel”. Untuk bisa melewati terowongan ini, akan dipungut biaya karcis seharga 45-55 RMB untuk satu kali jalan.

Dari sepanjang tepi sungai Huangpu di area The Bund, anda bisa melihat ke sekeliling dan mengagumi kemegahan kota Shanghai yang berhamparan gedung-gedung tinggi, entah itu apartemen, pusat perkantoran, maupun bangunan bersejarah. Kita bisa merasakan betapa besarnya kota Shanghai dengan melihat berbagai macam nama-nama perusahaan multinasional atau ribuan jendela apartemen-apartemen yang terlihat seperti ribuan kubus kecil-kecil.
Tidak heran jika The Bund menjadi tempat terfavorit di Shanghai.

Di sana, berjejer dengan indahnya 52 buah gedung bersejarah dan berarsitektur kuno, seperti Renaissance, Beaux-Arts, Gothic, Romanesque, dan Art Deco. Bahkan, disebutkan bahwa Shanghai mempunyai bangunan arsitektur beraliran Art Deco terbanyak di dunia. Selain berarsitektur kuno, bangunan-bangunan tersebut banyak yang dijadikan sebagai gedung-gedung perbankan di Shanghai, seperti HSBC, China Merchants Bank, Bank of China, Bank of Taiwan, Russo-Chinese Bank, Russell & Co, Chartered Bank, China Bank of Communications, dll. Maka dari itu, tidak heran jika Shanghai sering disebut-sebut sebagai salah satu pusat bisnis & perbankan terbesar di dunia.

Untuk mengunjungi The Bund, anda bisa menaiki kereta bawah tanah (MRT) line 2 dan turun di East Nanjing Road. Dari situ, anda cukup dengan berjalan kaki sekitar 5-10 menit ke Jalan Nanjing (Nanjing Road). Selain itu, anda bisa juga menaiki bus dengan rute East-1 Zhongsan Road.

Belut Berkuping di Tilanga, Tana Toraja


PEMANDANGAN alam Tana Toraja dikelilingi pegunungan. Dan memang hampir semua objek wisata yang ada di Toraja terletak di daerah pegunungan. Di antaranya Tilanga yang berada tepat di bawah pegunungan kapur. Objek wisata ini kerap dikunjungi keluarga yang tinggal di sekitar maupun di luar Tana Toraja.
Daya tarik utama dari Tilanga ini adalah adanya beberapa ekor moa (belut berkuping) yang tinggal di dalam kolam alami. Moa tersebut kerap keluar dari dalam celah-celah bebatuan gamping yang mengelilingi kolam. Tapi tidak ada yang tahu letak tepatnya dimana moa itu tinggal. Moa yang satu ini, dalam bahasa Torajanya disebut dengan masapi. Ukurannya cukup besar, kira-kira tiga kali ukuran ikan arwana dewasa.
Tidak sembarang dan semua orang dapat memanggil masapi hingga keluar dari 'rumahnya'. Tapi ada seorang gadis kecil yang mampu melakukannya. Anak kecil yang tidak diketahui namanya itu, tinggal tak jauh dari kolam. Dengan hanya menjentik-jentikan jarinya ke dalam air dan berbekal sebutir telur bebek rebus, ia mampu memanggil moa-moa itu keluar.
Tana Toraja merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang paling menarik dan terkenal di Sulawesi Selatan. Selama ini orang lebih mengenal kebudayaanya yang memang menjadi andalan. Padahal masih banyak objek wisata lain yang patut dikunjungi bersama keluarga.

Gadis itu berusia sekitar 12 tahun dan memang sejak dari kecil ia diwariskan bakat mampu memanggil masapi keluar dari sarangnya. Gadis itu pun tidak mau memanggil hewan piaraannya itu keluar kecuali pengunjung yang datang memhawakannya telur bebek rebus. Tak terlihat sedikitpun ketakutan atau kengerian di wajah gadis itu saat beberapa moa besar keluar dan mendekatinya. Seolah ada huhungun emosional di antara mereka. Kadang si gadis itu mengaku merasa kasihan dengan masapi yang sudah dipanggilnya. Lantaran masapi itu tidak mendapatkan apa-apa sebagai balasannya.

Beberapa pengunjung yang datang ke Tilanga diperbolehkan memanggil masapi. Namun tak seorangpun yang berhasil membuat masapi-masapi itu muncul ke permukaan air kolam. Meskipun gagal, tapi pengunjung tak begitu kecewa. Karena suasana alam di Tilanga cukup mampu menghibur hati.

Di sekeliling kolam tumhuh pepohonan jati putih dan bambu yang membuat suasana sekitarnya semakin teduh dan sejuk. Air kolamnya pun sangat jernih sampai bebatuan di dasarnya terlihat dengan mata telanjang. Pengunjung diperbolehkan mandi dan berenang di kolamnya. Meski airnya dingin tapi justru membuat tubuh menjadi segar.

Tapi tak seorangpun yang diperkenankan menggunakan sabun dan shampoo. Ini dimaksudkan supaya kelangsungan hidup moa tetap terjaga. Pengunjung yang malas berenang, biasanya duduk-duduk di atas batu gamping di pinggir kolam sambil menikmati kesejukan udara dan air kolamnya.

Bahkan ada pengunjung yang betah berlama-lama di sana agar bisa melihat Rajanya Moa. Konon kabarnya, setiap tengah malam raja masapi berukuran paling besar muncul ke permukaan kolam untuk membersihkan dedaunan yang jatuh berguguran dari pepohonan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu setiap pagi tiba, kolam itu selalu dalam keadaan bersih.

Cerita lain menyebutkan bahwa melihat moa di Tilanga membawa keberuntungan tersendiri. Apalagi kalau bisa melihat masapi putih dan hitam yang disebut massapi bonga. Mungkin moa yang berwarna seperti kerbau bule di Toraja ini, jumlahnya sangat sedikit dibanding jenis moa lain yang ada di sana.

Cerita ini membuat Tilanga agak berbau mistik. Namun tetap saja Tilanga tak pernah sepi pengunjung, terlebih pada akhir pekan dan liburan sekolah.

Berada di Kelurahan Sarira, Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 3 km dari jalan poros Rantepao atau sekitar 15 km dari Rantepao.

Untuk masuk objek wisata ini cukup murah. Anak-anak dikenakan Rp 1.000, orang dewasa Rp 5.000 sedangkan wisatawan asing Rp 10.000 per orang. Alasan utama mengapa orang ramai berkunjung ke Tilanga karena ingin melihat moa, si penghuninya.

Selain itu karena ingin menikmati pemandangan alam indah yang terpampang mulai dari perjalanan hingga ke lokasi, yang mampu membuat siapapun enggan mengalihkan perhatian.

Kalau ingin berenang jangan lupa bawa baju ganti. Jangan khawatir, di Tilanga tersedia kamar ganti. Pengelolanya sengaja membiarkan tempat ini alami seperti apa adanya, karena memang kondisi seperti itulah yang dicari dan digemari oleh para wisatawan terutama turis asing.

Panorama Bukit & Sumber Mata Air di Curug Cilember


CURUG Cilember adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tempat wisata ini memiliki panorama bukit dengan hamparan pinus merkusi yang terdapat sumber mata air dan air terjun.
Lokasinya tak jauh dari Jakarta; berada di sebelah kiri jalan jalur Ciawi - Puncak, tepatnya di Cisarua ± 15 Km dari pintu tol Gadog (Jagorawi). Berada di kawasan hutan lindung Bogor - Puncak - Cianjur (Bopunjur) di ketinggian ± 800 mdpl. Untuk mencapai Curug Cilember dari pinggir jalan raya Ciawi-Puncak, tidak terlihat ada plang jalan yg cukup jelas, jadi harus rajin bertanya ke stan ojek di mulut jalan.
Jalan masuknya cukup sempit, melewati perumahan yang cukup rapat, berbelok-belok. Kalau anda membawa kendaraan yang cukup besar, seolah-olah kita hampir menabrak atap rumah orang.
Sepanjang jalan, hati terus bertanya, apa benar ada air terjun di belakang rumah. Setelah melalui jalan aspal mulus berliku-liku, sesekali terpaksa mundur maju saat berpapasan dgn kendaraan lawan arah, pada tanjakan terakhir yang cukup tinggi, di sebuah bukit yg masih dijaga Perhutani, di belakang sekumpulan villa-villa dengan halamannya yang luas, terdapatlah sebuah bukit yg berbeda dari sekitarnya.
Menemukan kehijauan di sini, seperti menemukan oase di tengah gurun yg terdiri kampung, vila dan kebun jagung. Sepintas hanya satu punggungan bukit saja yg masih terlihat hijau dgn tanaman pinus berdiameter cukup besar. Bukit itu bernama Hambalang.

Tetapi, setelah memasuki gerbangnya, pemandangan berubah drastis. Sekarang kita memasuki lokasinya yang asri dan tenang. Gemericik air terdengar dari sebuah pancuran bambu yang mengangguk karena kosong lalu terisi air dan seterusnya. Air jernih mengalir di sela-sela bebatuan dan tanam-tamanan yg berasal dari sebuah mata air di atas. sebuah tempat yang kita akan tuju. Jembatan gantung, taman kupu-kupu, taman air, taman anggrek, menambahkan suasana rileks yang biasanya kita dapatkan saat frekwensi kita beresonansi dengan alam sebuah harmoni yang kita sedang cari.

Plang nama di depan pintu gerbang bertuliskan kerjasama perhutani dgn desa Jogjogan. Mungkin ini adalah salah satu contoh baik, bahwa desa ikut menikmati kehadiran wisatawan dgn ikut mengelola perparkiran, kebersihan, keamanan dan bentuk pengelolaan lain. Mereka juga ikut menanam modal, warung, villa, toilet dan persewaan tenda beserta perlengkapannya.

Tempat ini strategis, lengkap dan cukup asri untuk acara reuni keluarga besar, liburan bersama anak-anak, maupun liburan teman sekolah. Melakukan kegiatan di alam dan bermalam disini cukup menyenangkan. Tak usah khawatir, disini terdapat beberapa villa mungil yg suasanya menyatu dgn alam, musholla, toilet dan kamar mandi bersih. Jadi kalau kita tidak dpt sepenuhnya meninggalkan cara hidup kota atau kalau kita membawa anggota keluarga senior atau balita, rasanya tempat ini cukup memadai jika dibandingkan dgn Taman Safari umpamanya, yg tak jauh dari sana, yg juga menawarkan hal serupa, tetapi lebih komersial.

Wanawisata Curug Cilember adalah tempat yg baik buat anak-anak untuk mulai berkenalan dengan alam, belajar hidup mandiri, belajar memasak sambil bermain, mengagumi keindahan. Dan yg paling dianggap penting buat sebagian orang kota, adalah lokasinya yang tak lebih satu jam berkendaraan dari Jakarta.

Anda juga tak perlu membawa perlengkapan apa-apa, karena tenda dan alat-alat masak pun bisa disewa. Keamanan yg biasanya selalu dikhawatirkan utk sebuah camping keluarga, tak perlu ada, krn lokasi camping ground dijaga 24 jam oleh hansip dari penduduk kampung sekitar yg memahami arti pentingnya keamanan kenyamanan anda disitu.

Tujuan utama ke Curug Cilember adalah mengunjungi tujuh Curug yg bertingkat-tingkat. Umumnya wisatawan keluarga menikmati curug ke tujuh; sebuah curug terdekat, yg hanya beberapa ratus meter dari pintu gerbang. Sedangkan wisatawan minat khusus (petualangan) bisa terus menuju ke enam curug lainnya diatas.

Ada jalan setapak dari batu menuju ke curug 5 dan curug 6, Jalan ini dipakai utk keperluan penduduk desa menyadap getah pinus. Curug paling atas (Curug dua) ditempuh dgn berjalan kaki paling tidak 1-2 jam.

Sedangkan curug satu terletak lebih ke atas lagi, dua jam dari Curug kedua. Konon sedikit orang saja yang ke sana, karena jalannya sulit dan penduduk sekitar menyebut sebagai wilayah tak bertuan. Entah benar atau tidak, kalau anda petualang sejati, mitos itu menantang untuk dibuktikan kebenarannya.

Berziarah di Makam Sunan Gunung Jati


TERKENAL memiliki wisata budaya berupa keraton, wisata ziarah, kesenian tari topeng, musik tarling, dan batik trusmi. Telusurilah kota Cirebon dan nikmati wisata masa lalu sambil menapaki sejarah, mitos, legenda, dan budayanya dari kota yang dulunya disebut dengan nama Caruban Larang.
Cirebon memiliki sejarah yang panjang dengan keberadaan tiga keratonnya. Keraton tersebut memiliki peranan penting sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Nusantara abad ke-15 Masehi yang pimpin seorang ulama ternama bernama Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, lahir 1450 M, ada juga yang mengatakan lahir 1448 M. Ia adalah salah satu dari ulama besar di Nusantara dan termasuk salah satu dari Walisongo di Pulau Jawa. Tokoh ini dianggap ulama utama yang menyebarkan Islam di Jawa bagian barat. Sunan Gunung Jati berperan sebagai pemimpin spriritual, sufi, mubalig, ulama, bahkan sekaligus sebagai sultan pertama Kesultanan Cirebon yang semula bernama Keraton Pakungwati. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568 pada usia 120 tahun.
Kawasan Makam Sunan Gunung Jati terdiri dari dua kompleks makam. Yang utama ialah Kompleks Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung terdiri sekitar 500 makam, letaknya di sebelah barat Jalan Raya Cirebon-Karangampel-Indramayu. Sementara satu lagi yakni Kompleks Makam Syekh Dathul Kahfi di Gunung Jati, berada di timur jalan raya. Kompleks ini dilengkapi tempat pedagang kaki lima, alun-alun, lapangan parkir, dan fasilitas umum lainnya.

Selain makam Sunan Gunung Jati, sekitarnya terdapat makam ibu Sunan Gunung Jati yaitu Nyi Rara Santang yang datang ke Cirebon sekitar tahun 1475. Selain itu ada pula makam paman Sunan Gunung Jati, yaitu Kian Santang (Pangeran Cakrabuwana) yang menyerahkan kekuasaan Caruban Larang kepada Sunan Gunung Jati pada 1479. Ada juga makam Fatahillah atau Tubagus Pasai, panglima Demak yang membantu Cirebon saat mengalahkan Padjadjaran dan Portugis.

Di komplek ini ada pula makam istri Sunan Gunung Jati yaitu Putri Ong Tien Nio yang berasal dari China. Puteri Ong Tien Nio (Nyi Ratu Rara Semanding) adalah puteri Kaisar Hong Gie dari Dinasti Ming. Hubungan pernikahan antara Sunan Gunung Jati dan Puteri Ong Tien ini telah berpengaruh pada hubungan bilateral Cina dan Cirebon. Selain itu melahirkan akulturasi kebudayaan yang memikat. Temukan akulturasi dua budaya ini pada interior bangunan keraton serta makam Sunan Gunung Jati yaitu berupa hiasan piring porselen indah dari Dinasti Ming yang menempel di dindingnya.

Setu Babakan, Wisata Budaya Betawi yang Kurang Perhatian


Salah satu tempat wisata budaya Betawi di Jakarta, Setu Babakan, perlu mendapatkan perhatian. Karena, salah satu daya tarik wisata Jakarta ini tidak terurus dengan baik.
Karenanya diperlukan penataan pemukiman dan pengembangan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan.
Demikian disampaikan Fatmawaty Malik, Koordinator Penelitian Perencanaan Daya Tarik Wisata PBB Setu Babakan, Puslitbang Pariwisata, Badan Pengembangan Sumber Daya Kemenbudpar. "Sebagai daya tarik wisata di Jakarta, Setu Babakan perlu mendapatkan perhatian, karena sebenarnya potensi wisata budaya Betawi sangat menjanjikan," ujarnya, dikutip okezone dari budpar.go.id, Rabu (27/4/2011).
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa kawasan ini masih belum dikelola secara optimal dan kurang terawat sehingga diperlukan penataan yang serius. "Perlu ada penataan lagi, mulai dari pengelolaan pengunjung, infrastruktur pendukung, dan SDM Pariwisata," ujar Fatmawaty.
"Setu Babakan memiliki banyak kelebihan karena kearifan lokalnya sangat kuat, namun sarana dan prasarana yang ada belum memadai. Sehingga kami mengusulkan, untuk memanfaatkan lahan dan pemukiman masyarakat serta dibuat pemetaan potensi wilayah di situ," ujar Fatmawaty lagi.

Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar

Cuci Otak dan Isme Radikal

AKHIR-akhir ini kita terperangah dengan berbagai kejadian di Tanah Air. Mulai teror bom buku yang sepertinya berentetan tak berujung. Kemudian berita hilangnya sejumlah pelajar dan mahasiswa yang diduga sengaja dicuci otaknya, ledakan bom di Cirebon, hingga penemuan bom di Serpong seberat 150 Kg.

Dari uraian sejumlah pengamat, masih ada dua spekulasi mengenai siapa di balik serangkaian aksi itu. Kenapa masih spekulasi, karena memang berbagai pernyataan itu masih bersifat awal dan perlu ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penyidikan.

Spekulasi pertama menyebutkan bahwa aksi teror dan cuci otak ini dilakukan oleh kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Mereka tengah gencar untuk membangun eksistensinya kembali setelah sepanjang Orde Baru kekuatan mereka berhasil dicerai-beraikan. Indikasi keterlibatan NII di antaranya adalah, sejumlah mahasiswa yang dicuci otaknya selalu diminta sumbangan uang. Bahkan mereka pun diminta berbohong kepada orangtuanya, hanya sekadar untuk mendapatkan uang, sebagai bagian dari sumbangan itu.

Namun lagi-lagi, hingga kini aparat keamanan, belum mengamini secara jelas tentang kemungkinan keterlibatan kekuatan NII ini.

Spekulasi kedua menyebutkan bahwa di balik aksi teror dan cuci otak ini dilakukan oleh kelompok terorisme baru yang tidak berafiliasi dengan jaringan sebelumnya. Indikasinya, mereka masih sangat amatir dalam melakukan teror. Misalnya saja peledakkan bom di Cirebon, justru aksi ini mendapat kecamanan karena diledakkan di masjid. Demikian juga teror bom di Serpong dan bom buku, yang terkesan hanya mencari sensasi dan ingin "diliput" oleh media baik dalam negeri dan luar negeri.

Melihat masih samarnya siapa di balik pelaku aksi teror ini, hal yang sebenarnya bisa dijadikan benang merah adalah, masih suburnya isme radikal di tengah masyarakat. Kenapa? Karena memang ruang gerak bagi isme ini masih begitu longgar. Tak heran jika mereka pun dengan leluasa melakukan pengkaderan (lewat cuci otak) bahkan pelatihan.

Sayangnya sikap tegas dari negara melalui perangkatnya hingga kini juga belum terlihat. Sepertinya Negara masih gamang untuk menindak mereka yang tergolong memiliki isme radikal. Padahal sudah jelas, isme-isme itulah yang membuat negeri ini penuh teror.

Demikian juga dengan para tokoh agama. Mereka mengecam aksi teror dan isme radikal ini. Namun semuanya masih dalam bingkai wacana. Padahal semestinya mereka sebagai patron masyarakat, lebih berani melakukan aksi nyata untuk menentang isme ini.

Sebagai penutup, Negara dan juga tokoh agama, perlu segendang sepenarian untuk menghambat isme radikal ini. Supaya Negara tidak disebut "membiarkan" kekacauan ini langgeng. Demikian juga tokoh agama tidak disebut "membiarkan" umat berada dalam kesesatan, baik kesesatan berpikir, kesesatan keimanan, maupun kesesatan dalam perilaku.

Moral Iblis Oknum Internal Bank

SETIAP Bank pasti berceloteh sisitem yang digunakan sangat aman bagi nasabah. Dengan nyanyian tersebut, rayuan pihak bank kepada nasabah pun super ampuh. Nasabah pun percaya menyimpan uang di bank yang sesumbar memberi jaminan tersebut.

Wajar bila bank menyatakan sistem yang mereka miliki canggih. Memang demikian untuk standard bank di era modern saat ini. Tapi keamanan di tingkat mesin atau jaringan sama sekali tidak memberikan rasa aman, ya minimal 90 persen. Buktinya kasus pembobolan bank marak di Indonesia.

Sedikitnya ada sembilan bank yang mengalami kasus pembobolan dan tengah ditindaklanjuti aparat kepolisian. Sebut saja pembobolan kantor kas BRI Taman Mini Square Rp29 miliar, yang melibatkan supervisor bank berinisial AM dan pembobolan yang dilakukan mantan Relationship Manager Citigold Citibank, Malinda Dee.

Citibank, PT Bank Mandiri Tbk, Bank Syariah Bukopin yang mengadu ke Bank Indonesia (BI), kini giliran deposito Elnusa senilai Rp111 miliar di Bank Mega dibobol orang dalam. Bank Indonesia menegaskan kasus ini juga melibatkan oknum pegawai bank.

Fakta ini bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem pengamanan canggih yang dimiliki setiap bank tidak akan mampu meredam pembobolan yang tengah menjadi tren. Pasalnya sebagian besar pembobolan bank di Tanah Air dilakukan oknum karyawan secara individu atau melibatkan orang luar.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas pengawasan bank di Indonesia harus mengambil langkah tegas dengan menentukan aturan super ketat yang wajib dilakukan setiap bank. Poin ini diberlakukan untuk sistem teknologi yang mampu mencegah aksi amoral oknum pegawai bank.

Kemudian BI menginstruksikan setiap bank menjalankan audit internal. Karena cenderung melibatkan orang dalam, maka setiap bank juga diwajibkan menjalani tes kejiwaan karyawannya minimal tiga tahun sekali. Dalam kurun tersebut setiap bank juga melakukan rolling antarcabang dan posisi berbeda kepada karyawannya.

Setidaknya rolling dilakukan bagi karyawan yang hasil tes kejiwaannya menunjukkan adanya indikasi negatif. Bila karyawan dengan kejiwaan kurang baik diberikan keleluasaan, maka bank bersangkutan tinggal menunggu waktu terjadinya kasus seperti ini. Tingkat pengawasan internal bank harus maksimal memantau individu seperti dengan kejiwaan terganggu.

Cara rolling antarcabang dalam kurun waktu tidak lama juga bisa mencegah terjadinya pembobolan tersebut. Maklum, pelaku pembobol bank merupakan karyawan yang sudah mengetahui seluk beluk bank. Artinya karyawan tersebut tidak memiliki banyak ruang gerak untuk melancarkan satu rencana.

Kemudian, pemerintah perlu mengajukan revisi undang-undang yang misalnya berisi hukuman minimal 15 tahun bagi karyawan yang terbukti membobol dana nasabah. Dengan payung hukum yang tegas dan ekstrim, setiap karyawan pasti akan berpikir ulang untuk melancarkan pembobolan.

Lemahnya payung aturan yang menjadi bukti mengapa bank di Indonesia mudah dibobol. Pengawasan internal bank lemah. Tidak ada langkah antisipasi untuk mencegah karyawan dengan moral iblis  menjalankan aksinya. Padahal, sebagian besar pembobolan melibatkan orang dalam. Artinya, pengawasan internal dan peraturan pendukung seperti tes psikologi dan sistem roling antarcabang dengan divisi berbeda harus diberlakukan.

Dengan pola ini kemungkinan regenerasi oknum karyawan bank dengan moral iblis bisa diredam dan bisa saja punah. Nasabah pun akan nyaman menyimpan uangnya. Kemudian tingkat kepercayaan bank di Indonesia sangat tinggi. Hal ini bisa berdampak bagi perekonomian di Indonesia.

Kartini: Bangkitkan Suara Subaltern

Kamu tahu motto hidupku? ‘aku mau’. Dua kata sederhana ini telah membawaku melewati gemunung kesulitan. ‘Aku tidak mampu’ berarti menyerah. ‘Aku mau!’ mendaki gunung itu.

Begitu Kartini mengatakan pada Stella Zeehandelaar dalam suratnya tertanggal 23 Agustus 1900. Motto ‘aku mau’ bukan tanpa makna. ‘Aku mau’ menunjukkan keinginan keras Kartini untuk mengubah situasi dan kondisi Indonesia yang saat itu terbilang cukup memprihatinkan: marjinalisasi terhadap perempuan dan kondisi kolonialisme.

Sebagai pejuang, Kartini sebenarnya berdiri sendiri, tanpa didukung oleh organisasi massa yang waktu itu memang belum lahir. Dalam konteks ini, Kartini adalah tokoh perempuan yang mewakili suara perempuan yang tertindas, subordinat, dan nonhegemonik (subaltern).

Tulisan singkat ini bermaksud untuk membangkitkan kembali suara Kartini yang waktu itu terbungkam oleh  kondisi dan tradisi, baik itu kondisi kolonialisme ataupun tradisi Jawa dan ajaran Islam. Harapannya yakni dapat terwujud, apa yang diistilahkan oleh Gayatri Spivak sebagai, ‘one-on-one epistemic change’.

Suara Subaltern

Penggunaan istilah ‘subaltern’ pertama kali digunakan oleh pemikir Marxis kenamaan asal Italia Antonio Gramsci untuk merujuk pada kaum petani asal desa Italia Selatan, yang pencapaian kesadaran sosial dan politiknya terbatas dan kesatuan politik mereka lemah. Dalam bukunya yang berjudul Prison Notebook (1929-1935), Gramsci memakai istilah ‘subaltern’ secara bergantian dengan ‘subordinat’ dan ‘instrumental’ untuk menggambarkan petani tersebut sebagai kelompok atau kelas yang non-hegemonik.

Dengan mengacu pada terminologi Gramsci tentang ‘subaltern’, Kartini dapat disebut sebagai tokoh subaltern meskipun dikenal sebagai anak dari keluarga bangsawan. Mengapa? Karena sebagai anak gadis yang dipingit, lalu dinikahkan secara paksa (subordinat), Kartini tidak hanya berdiam diri. Kartini melawan itu semua, bersuara melawan kesepian karena pingitan, bersuara melawan arus kekuasaan besar penjajahan dari dinding tebal kotak penjara Kabupaten yang menyekapnya bertahun-tahun. Kartini tidak punya massa, apalagi uang. Uang tidak akrab dengan perempuan  hamba seperti Kartini. Yang dipunyai kartini adalah kepekaan dan keprihatinan dan ia tulislah segala perasaannya yang tertekan itu (Lentera Dipantara, 2003).

Seperti Gramsci dalam Prison Notebook, kartini juga meninggalkan catatan-catatan dalam bentuk korespondensi untuk mengungkap perasaannya tersebut.

Dalam korespondensinya dengan Stella Zeehandelaar (1899-1903), Kartini menulis banyak hal tentang kondisi Indonesia kala itu. Salah satu yang paling menonjol dalam korespondensinya tersebut, adalah ulasannya tentang poligami dan kritiknya terhadap kolonialisme.

Meskipun hidup dalam tradisi bangsa Indonesia yang menempatkan perempuan selalu berada di bawah laki-laki, Kartini justru memberontak. Dalam hal poligami misalnya, Kartini secara tegas menolaknya, meskipun ajaran Islam membenarkan hal tersebut. Dalam suratnya kepada Zeehandelaar (6 November 1899), Kartini dengan kritis mengatakan: “Aku tidak akan pernah, tidak akan pernah bisa mencintai. Bagiku, untuk mencintai, pertama kali kita harus bisa menghargai pasangan kita. Dan itu tidak kudapatkan dari seorang pemuda Jawa. Bagaimana aku bisa menghargai seorang laki-laki yang sudah menikah dan sudah menjadi seorang ayah? Yang hanya karena dia sudah bosan dengan isterinya yang lama, dapat membawa perempuan lain ke rumah dan mengawininya? Ini sah menurut hukum Islam. Kalau seperti ini, siapa yang tidak mau melakukannya? Mengapa tidak? Ini bukan kesalahan, tindak kejahatan ataupun skandal; Hukum Islam mengijinkan laki-laki beristeri empat sekaligus. Meski banyak orang mengatakan ini bukan dosa, tetapi aku, selama-lamanya akan tetap menganggap ini sebagai sebuah dosa”.

Begitupula dalam hal kolonialisme, Kartini tetap bersuara kritis. Melihat rakyat yang hidup dalam kemiskinan,  beban pajak yang tinggi, di tambah lagi dengan pengaruh opium yang merusak para generasi muda akibat kolonialisme, Kartini lantas melontarkan kritik pedasnya pada orang-orang kolonial: “..Dan masih juga, sejumlah orang Belanda mengumpati Hindia sebagai ‘ladang kera yang mengerikan. ‘Aku naik pitam jika mendengar orang mengatakan Hindia yang miskin. Orang mudah sekali lupa kalau negeri kera yang miskin ini telah mengisi penuh kantong kosong mereka dengan emas saat mereka pulang ke Patria setelah beberapa lama saja tinggal di sini” (Vissia Ita Yulianto, 2004).

Itu semua adalah contoh tulisan dari seorang subaltern: Kartini yang peduli terhadap nasib rakyat dan perempuan (subordinat). Tulisan itu telah memberikan wujud pedagogis bagi perempuan untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan kekerasan.

One-on-one Epistemic Change

Hari Kartini bukan sekedar untuk di selebrasikan, tapi juga untuk dimaknai dan diktualisasikan. Kartini melalui tulisannya (surat-suratnya) telah memberikan semacam pedagogis yang menyokong banyak pemikiran bagi para kaum subaltern (subordinat).

Melalui tulisan-tulisanya yang bernuansa pedagogis, secara tidak sengaja, Kartini telah menyediakan ruang bagi apa yang disebut oleh Gayatri Spivak sebagai ‘one-on-one epistemic change’. Maksudnya adalah, tulisan-tulisan Kartini secara tidak sengaja, telah melatih para perempuan satu demi satu dengan harapan ketika ada yang memobilisasi mereka, mereka akan lebih bisa dimobilisasi dengan lebih sukses dan lebih kritis. Disitulah letak perubahan yang dimaksud.

Dengan begitu, para perempuan nantinya mampu mengidentifikasi dan mempertanyakan sistem representasi politik dominan (yang umumnya didominasi oleh kaum laki-laki), yang membungkam dan mengeksklusi mereka karena kedudukan kelas mereka.

Sebagai contoh dari bentuk one-on-one epistemic change dapat kita liat dari upaya para aktivis dan organisasi-organisasi perempuan yang menuntut kuota 30 % keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Meskipun belum mencapai sasaran kuota 30 %, tapi upaya tersebut telah berhasil meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan di parlemen: Jika pada tahun 2004 anggota DPR hanya berjumlah 61 orang, maka pada pemilu 2009 jumlah anggota DPR-RI perempuan meningkat menjadi 101 orang (18.04 persen) dari 550 anggota DPR. Begitupula pada tingkat DPD, jika pada tahun 2004 anggota DPD hanya berjumlah 26 orang, maka pada pemilu 2009 jumlah anggota DPD perempuan mengalami peningkatan menjadi 34 orang (27,27 persen) dari 132 anggota DPD.

Tapi sayang perubahan ini (one-on-one epistemic change) tidak terjadi pada kasus kekerasan terhadap perempuan. Komisi Nasional Perempuan mencatat, 105.103 perempuan Indonesia telah menjadi korban kekerasan pada tahun 2010. Jumlah itu merupakan akumulasi kasus yang ditangani 384 lembaga penyedia layanan tentang kasus kekerasan di ranah personal, di ranah publik, dan di ranah negara (Tempo, 8 Maret 2011).

Kekerasan itu terjadi disebabkan karena masih minimnya kesadaran pedagogis perempuan awam untuk melawan segala bentuk kekerasan.

Dan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yustina Rostiawati, Komisioner Komnas Perempuan, bahwa banyak perempuan korban kekerasan tidak melaporkan kasusnya sehingga jumlah kasus yang ditangani menurun. Penyebabnya antara lain sulitnya korban mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya, rasa malu maupun trauma, dan keterbatasan mengakses layanan yang tersedia (Tempo, 8 Maret 2011).

Untuk itu, ke depannya, kesadaran pedagogis perempuan yang diwariskan oleh Kartini diharapkan dapat menginspirasi atau membangkitkan para perempuan lainnya untuk melawan segala bentuk ketidakadilan dan kekerasan terhadapnya agar kondisi-kondisi tersebut tidak lagi terjadi atau minimal dapat mengurangi dampak ketidakadilan dan kekerasan tersebut terhadap perempuan. Semoga saja.

Asrudin
Analis media sosial di LSI Network

Hitung Kancing Partai Kelingking

JELANG Penyelenggaraan pesta demokrasi di Tanah Air pada 2014 mendatang ada satu fenomena yang lumrah akan terjadi, maraknya pendirian partai politik baru. Bak jamur di musim hujan, parpol-parpol bermunculan tanpa bisa dibendung, meski akhirnya hanya meninggalkan jejak nama.

Nama-nama yang bermunculan pun tak jarang banyak menimbulkan gelak tawa. Setidaknya penamaan partai pun menjadi pertanda keseriusan sebuah parpol mengikuti pentas pemilu. Bahkan, kritikan datang bahwa keikutsertaan mereka hanya sekadar mencari uang jatah dari negara.

Memang di satu sisi pembentukan partai-partai politik baru di sistem pemerintahan Tanah Air merupakan sinyal positif terbukanya keran demokrasi. Namun, kalau "keran" dibuka terlalu lebar, yang terjadi justru mubazir dan bisa merusak fungsi keran itu sendiri. 

Para pendiri parpol baru juga tak pernah menyadari bahwa persyaratan pembentukan parpol baru semakin ketat. Apalagi, kini ada desakan supaya pemberlakuan parlementary threshold hingga tingkat daerah. UU Pemilu yang saat ini sedang direvisi anggota DPR juga membawa semangat agar tidak terlalu banyak partai politik yang bisa lolos Pemilu.

Seperti diutarakan pengamat politik UI Andrinov Chaniago, parpol baru akan mendapatkan tantangan yang luar biasa berat karena harus memenuhi persyaratan pendirian parpol yang tercantum dalam UU Parpol. Selain itu, parpol baru juga diharuskan memiliki figur atau tokoh yang dapat memikat hati publik. Faktor terakhir ini berperan dominan karena parpol di Indonesia masih sangat tergantung dengan figur dan tokoh yang akan dimunculkan.

Karena itu bagi partai baru yang cuma numpang lewat apalagi numpang tenar, sebaiknya berpikir dua kali agar tidak membuang energi yang seharusnya bisa disalurkan ke bidang lain yang lebih positif.

Briptu Norman & Polisi yang Bersahabat

Aksi Lipsinc Briptu Norman yang diunduh di Youtube baru-baru ini benar-benar membuat heboh masyarakat. Seperti diketahui dalam video Youtube tersebut  Briptu Norman (BN) dengan mahir mengikuti dendang lagu India. Lagu pilihannya ialah ‘Chaiyya, Chaiyya’ yang dinyanyikan Shahrukh Khan di film Dil Se tahun 1998. Beragam tanggapan pun muncul atas ulah Briptu Norman ini.

Sebagain besar masyarakat mengapresiasi positif atas kreativitas sang Briptu karena telah mampu memberi hiburan yang cukup menyegarkan, bahkan muncul pula dukungan masyarakat melalui jejaring sosial facebook. Di sisi lain, tindakan BN dianggap telah melanggar kode etik dan disiplin Polri sebab dilakukan saat sedang bertugas.

Sementara itu menurut Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (PuKAT) UGM, Zainal Arifin Muchtar mengatakan bahwa BN tidak perlu dihukum atas tindakannya, karena orang butuh refreshing dan tidak ada yang salah dengan hal itu. “Jangan yang kecil yang dijewer dan yang besar tidak dijewer. Masih banyak begundal-begundal nakal yang lebih butuh dijewer ketimbang prajurit ini,” katanya. (detik.com).

Lipsinc BN ini seolah sedikit bisa mengobati kepenatan akan situasi negara ini yang semakin tak menentu. Sekaligus sedikit bisa mengubah citra kepolisian yang tampak meyeramkan bagi sebagian orang. Selama ini memang, citra polisi dipandang tak begitu bersahabat bagi masyarakat, seringkali mereka harus terlibat bentrok langsung dengan masyarakat. Padahal konon mereka adalah pelayan masyarakat.

Sudah saatnya kepolisian untuk melakukan pembenahan menyeluruh di dalam tubuhnya. Sudah cukup banyak penilaian negatif prespektif masyarakat tentang institusi penegak hukum yang satu ini. Mulai dari kasus korupsi dan suap, penyalahgunaan wewenang, tindakan diskriminatif, dsb. Menurut hemat penulis, yang perlu diperhatikan ialah:

Pertama, perbaikan kepempinan. Pemimpin yang kredibel, amanah dan jujur dibutuhkan oleh institusi kepolisian sehingga dapat menciptakan sikap keteladanan yang baik bagi aparat polisi. Ia harus mampu menindak tegas oknum-oknum kepolisian yang nakal tanpa menutup-nutupi, mengingat jika tak ada tindakan tegas maka hal ini akan seperti penyakit menular yang cepat menjalar ke oknum lain, penyelewengan pun semakin subur. Dan tak kalah penting, pemimpin juga harus dapat menjalankan roda struktur dan sistem organisasi kepolisian dengan baik.

Kedua, perbaikan sistem kepolisian. Paradigma kepolisian harus benar-banar diarahkan sebagai pelayan, pengayom dan pelindung bagi umat, sesuai dengan slogannya “kami siap melayani anda”. Pada saat ini, organisasi Polri membawahi 31 Polda, 21 Polwil dan Polwiltabes, 456 Polres, 4.567 Polsek, dan 2.763 Pospo (sespim.polri.go.id). Bagaimana fungsi polisi ini harus nyata-nyata menjadi pelayan, pengayom dan pelindung umat, bukan sebaliknya mereka justru bertindak seolah-olah seperti musuh bagi umat. Mesti dihindari pula tindakan deskriminatif dalam penegakkan hukum, kesewenang-wenangan, dan seterusnya.

Terkadang pula masyarakat enggan jika meminta pelayanan dari kepolisian karena tak jarang masyarakat harus terkena resiko finansial. Hingga ada anggapan, jika berurusan dengan polisi ujung-ujungnya pasti duit. Maka image ini pun harus segera dirubah oleh pihak kepolisian, sebab  mereka sudah mendapat gaji yang layak dan notabene gaji itu juga sudah dari kantong rakyat.

Ketiga, perbaikan moral. Tak bisa dipungkiri, kondisi moral aparat kepolisian saat ini cukup memprihatinkan. Begitu banyak oknum-oknum nakal yang menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang, seperti halnya pungli, korupsi, suap, dsb. Itu semua merupakan dampak dari buruknya moral kepolisian.

Karena itu perlu adanya perbaikan. Sebagaimana diketahui, mayoritas anggota kepolisian Indonesia adalah Muslim, mereka memerlukan sentuhan akidah Islam yang mendalam sehingga moral mereka secara otomatis juga mengalami perbaikan. Perlu dijelaskan pula bahwa akidah Islam memancarkan sebuah sistem kehidupan yang menyeluruh yang mengatur urusan pribadi, keluarga maupun Negara. Dan menolak sekulerisme, pluralisme dan liberalisme.

Secara umum catatan buruk kepolisian tersebut adalah diakibatkan oleh sistem sekulerisme yang memisahkan agama dengan kehidupan, yang memandang Islam hanya di masjid-masjid saja, tidak untuk ranah publik. Amanat sistem sekulerisme pula yang membuat mereka terkadang bertindak sebagai musuh bagi masyarakat. Korban dari sistem alias korban instruksi.

Bukan tugas yang mudah tentunya bagi salah satu institusi yang bertanggung jawab atas  keamanan dan kenyamanan masyarakat ini menjalankan tugasnya. Namun hal ini akan terasa tidak terlalu berat bilamana didasari dengan sikap keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.

Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara kaaffah, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan” (QS. Al-Baqarah: 208)

Sayyid Qutb berkata:  “Sesungguhnya Allah yang maha Suci lagi maha Tinggi memanggil kita dengan menyebut gelar kemuliaan kita, yaitu keimanan, sifat yang paling dicintai oleh Allah yang maha Suci lagi maha Tinggi, karena dengan sifat inilah yang membedakan dan memisahkan kita dari yang lainnya dan menghubungkan kita kelak dengan Rabb yang maha Tinggi, yaitu agar kita dengan kasih sayang Rabb tunduk dan melaksanakan Islam pada seluruh aspek kehidupan untuk Ilah kita, baik pada sisi pribadi maupun masyarakat, baik pada urusan-urusan yang remeh maupun yang besar, yaitu agar kita menyerahkan seluruh urusan untuk diatur oleh sistem Ilahi ini, baik dalam perasaan maupun pemahaman, baik niat maupun amal, baik ketika senang maupun sedih, dan agar kita tidak tunduk pada sistem selainnya. Menyerahkan diri dengan ketaatan mendalam yang tenang dan ridha.” (Tafsir Zilal 1/183)

Jelaslah bahwa polisi (Asy-Syurthah) harus menjadi pengawal kebenaran. Untuk polisi yang lebih bersih dan professional. Termasuk Briptu Norman yang sekarang telah menjadi artis dadakan ini tentunya. Wallahu a'lam.

Ali Mustofa  
Direktur Riset Media Surakarta

Infrastruktur dan Perubahan Iklim

Para pengusaha mengadu kepada Presiden SBY mengenai buruknya infrastruktur di Indonesia (Rapat Kerja Pemerintah, 18-19 April 2011). Bukan hanya pengusaha, rakyat pun sudah lama dibuat menderita akibat keanekaragaman buruknya infrastruktur yang tersebar di seantero negeri ini. Mulai dari jalan berlubang, seringnya banjir ataupun rutinitas pemadaman listrik. Tantangan ke depan dalam permasalahan infrastruktur di Indonesia bukan hanya bagaimana menciptakan infrastruktur yang biasa-biasa saja. Ketidakramahan iklim dalam beberapa tahun belakangan ini menimbulkan keyakinan rencana jangka pendek dan panjang infrastruktur di Indonesia harus mengakomodasi aspek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Dampak Perubahan Iklim
Kondisi infrastruktur kita hari ini membuat kita semakin miris dalam memikirkan seburuk apa kerugian yang akan ditanggung apabila tiba saatnya dampak perubahan iklim memukul kita dengan keras. Berbagai pengamat dan organisasi internasional mengatakan negara berkembang akan mengalami dampak perubahan iklim terparah secara ekonomi dibandingkan dengan negara maju (Bank Dunia, 2010). Kemiskinan dan minimnya pendidikan menjadi dua alasan utama yang menghantui negara berkembang dalam penanganan perubahan iklim.

Indonesia-pun termasuk negara yang rentan terguncang dampak perubahan iklim. Menangani masalah ulat bulu saja pemerintah seperti kebakaran jenggot; bagaimana jadinya apabila level dampak buruk perubahan iklim dinaikan beberapa tingkat. Ambil contoh masalah semakin tingginya air laut. Air laut yang semakin tinggi akan mengancam ribuan pulau kecil dan besar di Indonesia. Pulau kecil dapat tenggelam alias hilang ditelan lautan. Dampak yang terjadi di pulau besar dapat mengusir penduduk pesisir pantai dan memaksa mereka menjadi “pengungsi iklim.” Belum lagi air laut tersebut akan menjelma menjadi banjir di daratan yang mengakibatkan munculnya wabah penyakit dan masalah lainnya. Singkat kata, masalah di masa akan datang akan jauh lebih rumit dari sekadar serangan ulat bulu.


Mekanisme Mitigasi dan Adaptasi

Rezim hukum perubahan iklim internasional telah menghasilkan berbagai macam mekanisme mitigasi. Namun hanya tercatat dua mekanisme yang paling relevan dengan Indonesia. Pertama, Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB). Saat ini MPB belum didukung dengan serius oleh pemerintah. Proyek MPB di Indonesia pada saat tulisan ini dibuat hanya ada 64 proyek. Kalah dari Malaysia dengan 90 proyeknya. Kalah sangat jauh dari China (1.344 proyek) dan India (641 proyek). Proyek MPB sangat bervariasi. Ada yang terkait secara langsung dengan pembiayaan pembangunan infrastruktur dan ada juga yang tidak terkait secara langsung. Ketidakpastian hukum dan kurangnya pemahaman tentang MPB di Indonesia menjadi beberapa alasan mandegnya proyek MPB di Indonesia.

Kedua, REDD-plus. Mekanisme REDD-plus tidak terkait langsung dengan pembangunan infrastruktur. Bahkan REDD-plus dianggap oleh beberapa kalangan menghambat pembangunan infrastruktur. Namun, perlulah kita ingat karakteristik REDD-plus yang menjaga hutan dengan mengurangi deforestasi dan degradasi hutan akan jadi penopang terjaganya suatu infrastruktur. Misalnya adanya hutan akan mencegah erosi ataupun banjir yang dapat merusak jalan raya di daerah sekitar hutan.

Pembangunan, terutama pembangunan berkelanjutan cukup sering dimasukan pada keputusan Konferensi Para Pihak (Conference of the Parties / COP). Namun, tidak banyak pembicaraan yang secara khusus membahas mekanisme adaptasi terkait infrastruktur.  Kata “infrastruktur” tidak muncul sama sekali di Konvensi Perubahan Iklim 1992. Kata “infrastruktur” juga tidak banyak muncul dalam COP. Jikapun muncul, pemunculannya bukan dalam konteks pembahasan suatu penciptaan mekanisme baru melainkan hanya terangkai dalam kalimat normatif bersifat aspiratif. Dengan kata lain belum ada suatu mekanisme “pasar” yang memang dikhususkan pada pembangunan sektor infrastuktur di negara berkembang dengan konsep mirip dengan MPB namun fokusnya ke adaptasi bukan mitigasi.

Mekanisme Pendanaan

Pemerintah juga baiknya tidak mengambil jalan pintas dengan mengambil kebijakan utang. Negara maju telah memberikan komitmen untuk menyediakan dan memobilisasi bantuan finansial sebesar 30 miliar dollar AS untuk periode 2010-2012 dan sebesar 100 miliar dollar AS per tahun mulai tahun 2020. Indonesia harus dapat ambil bagian untuk mendapatkan potongan kue dari dana tersebut dengan tujuan pembangunan infrastruktur. Tentunya “kue” yang diincar diusahakan sekeras mungkin didapat dalam bentuk hibah dan bukan berbentuk utang.

Saat ini isu perubahan iklim di Indonesia selalu membahas mitigasi melalui sektor kehutanan. Pemerintah dimana-mana, baik dalam negeri maupun forum internasional selalu berbicara masalah REDD-plus. Ini tidak salah, tapi pemerintah juga harus memikirkan mitigasi dan adaptasi lainnya yang tidak kalah penting seperti melalui pembangunan infrastruktur tahan banting. Momentum kadaluarsanya mekanisme Protokol Kyoto di tahun 2012 dapat menimbulkan peluang baru untuk penciptaan mekanisme adaptasi khusus menangani pembangunan infrastruktur pada arena perubahan iklim global.

HANDA S. ABIDIN, S.H., LL.M.
Pengamat hukum perubahan iklim
Kandidat Ph.D. di bidang hukum perubahan iklim internasional dari University of Edinburgh School of Law

Demokrasi Prosedural atau Substansial?

Salah satu instrumen guna mengukur kualitas demokrasi sebuah bangsa, apakah hanya prosedural atau substansial, variabel terpenting yang harus dilihat adalah bagaimana pelaksanaan pemilu yang dilangsungkan di negara bersangkutan. Pemilu menjadi indikator utama, karena dalam proses inilah pelaksanaan demokrasi secara nyata bisa dilihat. Melalui pemilu berkala, sirkulasi kekuasaan politik dapat terdistribusi secara teratur. Dengan keteraturan ini, kekuasaan politik yang ada tidak kemudian menjadi absolut karena terus berganti dalam jangka waktu tertentu. Kekuasaan politik absolut merupakan musuh bersama dari semua negara demokrasi. Itu disebabkan oleh adanya adagium populer yang dikeluarkan oleh Lord Acton “power tend to corrupt and absolute power corrupt absolutly”. Kekuasaan memberikan kencenderungan untuk disalahgunakan. Dan kekuasaan absolut, sudah pasti akan diselewengkan.

Jika indikator di atas yang dipakai untuk mengukur kualitas demokrasi, Indonesia boleh berbahagia. Hingga usia reformasi menginjak angka 12 tahun, sirkulasi kekuasaan politik, baik dari tingkat nasional hingga ke daerah, telah berjalan sesuai mekanisme demokrasi. Akan tetapi, pada proses sirkulasi kekuasaan politik nasional yang akan dilaksanakan pada tahun 2014, khususnya dalam pemilu untuk memilih anggota legislatif, kini sedikit mendapat ancaman serius. Suara rakyat akan semakin terabaikan seiring dengan wacana revisi UU NO. 10 Tahun 2008 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. Dalam draft revisi Undang-undang ini, penetapan Parliamentary Threshold (PT) yang pada pemilu 2009 hanya berlaku di tingkat nasional, akan diberlakukan flat secara nasional.

19 Juta Suara

Kebijakan penetapan PT dalam UU Pemilu, sebetulnya dimaksudkan untuk mereduksi menjamurnya jumlah partai politik yang ada. Banyaknya jumlah partai politik, dipandang menyulitkan sistem pemerintahan kita yang menganut model presidensial. Dalam model ini, presiden kerap kali kesulitan menelurkan keputusan politik karena berbelit-belitnya urusan di DPR. Hal itu disebabkan banyaknya kepentingan seiring banyaknya jumlah perwakilan partai politik di DPR. Itu sebabnya, penyederhanaan jumlah partai politik, diyakini akan mendukung pemberlakukan model presidensial yang kita anut secara efektif.

Akan tetapi, formula yang dipakai untuk penyederhanaan partai melalui kebijakan PT pada pemilu 2009 yang lalu, sebetulnya telah menyembulkan protes serius. Dengan pemberlakuan PT sebesar 2,5% untuk pengisian kursi DPR-RI, telah mengorbankan sebanyak 19 juta suara yang tidak terkonversi menjadi kursi. Jika dipersentasi, jumlahnya mencapai 18,3% dari jumlah suara sah yang ada. Angka ini menempati posisi kedua dalam perolehan suara nasional partai-partai. Jumlah ini hanya kalah dengan Partai Demokrat yang memperoleh suara 20,8% dan mengalahkan suara Partai Golkar dan PDI-P sebesar 14%. Itu artinya, 19 juta suara yang telah memilih wakilnya melalui partai yang cicoblos, tidak terwakili di DPR. Kemudian siapa yang mewakili mereka? Jawabannya, suara mereka “dibajak” oleh partai yang lolos PT.

Coba bayangkan seandainya peraturan PT ini dinaikkan. Berapa banyak lagi suara rakyat yang akan dinistakan? Belum lagi seandainya draft yang sekarang sedang dibahas betul-betul memberlakukan ketentuan PT secara flat nasional dan angkanya kembali dinaikkan. Akan semakin banyak lagi aspirasi masyarakat, baik nasional maupun daerah yang akan terbuang sia-sia.

Sebagai ilustrasi, di Provinsi Banten misalnya. Pada pemilu 2009, ada 85 kursi yang disediakan untuk wakil partai politik di DPRD berdasarkan populasi penduduknya. Setelah suara 9 partai yang lolos PT dihitung, baru menghasilkan 75 kursi. Itu artinya masih ada 10 kursi lagi yang belum terisi. Saat ini, 10 kursi tersebut diisi oleh partai-partai yang tak lolos ketentuan PT. Jika peraturan PT diterapkan secara flat nasional, berarti 10 kursi yang tersisa akan didistribusikan terhadap 9 partai yang lolos PT. Tentu hal ini akan mencederai asas keterwakilan dalam demokrasi. 10 kursi yang diisi oleh wakil-wakil dari partai yang lolos PT, merupakan wakil yang ditunjuk bukan atas dasar kehendak suara masyarakat, melainkan atas dasar “manipulasi” Undang-undang. Sementara suara yang telah memilih partai yang tidak lolos ketentuan PT, akan terbuang sia-sia. Jika secara nasional telah ada 19 juta suara yang sia-sia, berapa lagi suara yang akan dinistakan seandainya ketentuan PT diberlakukan flat secara nasional?

Berjenjang

Melihat ilustrasi yang ada di atas, tentu ketentuan pemberlakuan PT sebetulnya perlu dikaji ulang. Harus dicari formula baru dalam sistem pemilu kita yang dapat memecahkan dua masalah utama, menyederhanakan jumlah partai politik agar model presidensial bisa berjalan efektif di satu sisi, dan di sisi lain suara masyarakat juga jangan terlalu dinistakan secara berlebihan. Memang tidak mudah, namun kita bisa belajar dari pengalaman demokrasi di negara-negara lain.

Namun seandainya memang betul-betul ketentuan PT tetap akan diberlakukan karena menjadi “kesepakatan politisi senayan”, pembelajaran banyaknya suara yang terbuang dalam pelaksanaan PT untuk pengisian kursi DPR-RI pada pemilu 2009 harus dipertimbangkan. Jangan malah peluang pemberlakuan PT ini digunakan untuk memperkokoh kekuasaan partai politik besar hingga ke tingkat daerah dengan cara pemberlakuan PT flat secara nasional. Karena jika demikian, pemilu nantinya hanya akan menjadi legitimasi kekuasaan partai politik besar. Substansi pemilu sebagai variabel penting untuk mengukur kualitas demokrasi menjadi dipertanyakan. Karena wakil-wakil di DPRD tidak lagi ditentukan berdasarkan suara masyarakat di daerah bersangkutan, melainkan berdasarkan perolehan suara partai politik secara nasional.

Padahal kita semua faham, aspirasi masyarakat di daerah tidak selalu sejalan dengan aspirasi partai politik besar. Bagi daerah yang secara afiliasi politik tidak berpihak pada parpol besar, tentu mereka akan selalu dirugikan karena mereka tidak akan pernah punya wakil di DPRD. Mereka juga harus menurut pada “paksaan” kemauan partai politik besar. Unsur keragaman yang menjadi motto dalam Bhineka tunggal Ika menjadi tercederai.

Merujuk hal tersebut, sebaiknya politisi senayan berpikir ulang. Seandainya Pemberlakuan PT juga dilakukan hingga tingkat provinsi dan kabupaten/kota, sebaiknya dilakukan secara berjenjang. Rujukannya bukan perolehan suara partai politik secara nasional, melainkan berdasarkan perolehan suara partai-partai yang ada di provinsi dan kabupaten/kota. Namun PT berjenjang ini juga bukan tanpa masalah. Karena dengan pemberlakuan PT, berapapun besarannya, mau tidak mau akan tetap ada suara masyarakat yang dinihilkan.

Saat ini, pemilu kita telah menjadi pemilu tersulit di antara negara demokrasi lainnya. Ada pencoblosan 4 tahap (DPR-RI, dua DPRD, dan Presiden). Kemudian daftar calon yang ada sangat banyak sehingga surat suara menjadi sangat lebar. Tak heran jika suara yang tidak sah pada pemilu 2009 lalu mencapai angka 17 juta suara. Belum lagi kerumitan dalam menkonversi suara menjadi kursi. Ditambah lagi, pemilu kita termasuk kategori pemilu termahal di dunia.

Dengan berbagai kelemahan yang ada, seyogyanya politisi di senayan bersama pemerintah merumuskan ulang sistem pemilu kita. Karena kita tahu, sistem pemilu kita tidak pernah mapan. Setiap lima tahun selalu mengalami revisi. Bukankan itu merugikan kita sendiri? Baik waktu, tenaga dan pikiran. Yang tentu lagi tidak ketinggalan adalah kerugian biaya pembahasan RUU yang tiap tahun yang jumlahnya tidak sedikit.

Abdul Hakim MS
Peneliti Indo Barometer

Kamis, 21 April 2011

Cegah Pencurian, Semua Candi Akan Dipasang CCTV


Pemerintah Jawa Tengah menanggapi serius pencurian arca yang dijual kepada kolektor asing. Mereka pun berencana memasang closed circuit television atau CCTV pada candi-candi bersejarah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pelestarian dan Pemanfaatan BP3 Jawa Tengah, Gutomo (53), saat dihubungi Okezone, Kamis, (21/4/2011).
“Untuk mengatasi permasalahan pencurian arca ini, ke depannya kami akan memasang CCTV terutama candi-candi yang penting,” katanya.
Mereka juga akan meningkatkan penjagaan dengan menggunakan satpam, peninjauan langsung ke lapangan, pembinanan langsung kepada satpam, dan menambah penerangan pada candi-candi yang mempunyai nilai sejarah tinggi.
Gutomo mengatakan selama ini banyak arca dari beberapa candi seperti Plason Utara, Cetok, Bima Dieng, dan lain-lain banyak diperjualbelikan kepada kolektor.
“Banyak para pencurian candi itu menjual hasil curiannya kepada kolektor asing. Seperti pada tahun 80 an  Candi Cetok karang anyar yang candinya hilang diperjualbelikan ke kolektor di Singapura,” ungkap Gutomo.

Arkeolog Paling Banyak Jual Arca Borobudur Cs


Arkeolog ternyata merupakan pihak yang paling banyak mencuri dan memperjualbelikan arca-arca dari candi bersejarah di Tanah Air.
Hal tersebut diungkapkan Junus Satrio Atmodjo, Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dalam jumpa persnya di Yogyakarta, Rabu (20/1/2011).
“Memang banyak arca yang hilang ditangan warga negara itu sendiri. Dan banyak menjual arca atau peninggalan sejarah adalah arkeolog,” ungkapnya.
Kebanyakan arca tersebut dibawa ke Bali untuk dijual secara ilegal kepada turis-turis asing di sana dengan harga tinggi. Untuk melakukan pencegahan itu, pemerintahpun bekerjasama dengan bea cukai.
“Untuk itu kami berkoordinasi dengan pihak bea cukai untuk lebih memperhatikan peninggalan sejarah lewat pintu keluar bandara dan pelabuhan,” ujarnya.

Berburu Ikan Paus di Lamalera, Pulau Lembata


ANGIN berderu di hadapan Laut Sawu yang selalu dilalui paus sperma (Physeter macrocephalus). Para pemburu paus mengepulkan asap rokok dari mulutnya yang segera hilang diterpa angin.
Kotoklema, paus sperma, tak lama akan menjadi objek keramaian bagi masyarakat Desa Lamalera, Pulau Lembata atau Pulau Lomblen, dan turis asing yang sabar menanti berhari-hari.
Seorang Peneliti Universitas Oxford, R.H. Barnes menuliskan penelitiannya dalam sebuah buku laris, “Sea Hunters of Indonesia: Fisher and Weavers of Lamalera” tahun1996. Lamalera berasal dari bahasa lokal yang berarti cakram matahari.
Desa Lamalera yang bersuku Lamaholot dibina di antara bukit batu dan cadas Kabupaten Pulau Lembata yang menganga ke Laut Sawu di hadapannya. Seorang lamafa, juru tikam yang memimpin kawanan matros atau pendayung, siap memberi aba-aba meluncurkan peledang, perahu penangkap paus yang khusus dibuat. Para nelayan dan turis menunggu seseorang menyerukan Baleo! Baleo! Itulah pertanda ikan paus muncul di permukaan di antara bulan-bulan penangkapan, yaitu Mei dan Oktober.

Kebiasaan memburu paus sudah dimulai sejak abad ke-17 atau mungkin ke-16. Catatan Portugis menyebutkan adanya masyarakat di Lembata yang mencari paus dengan cara tradisional. Di Lamalera ada 15 klan keluarga dengan tradisi ini, lengkap dengan rumah adat, rumah perahu atau najeng, dan tale leo atau tali penangkap paus.
Ikan Paus Sperma adalah buruan satu-satunya yang dijalankan masyarakat Lamalera Atas ataupun Lamalera Bawah. Ikan paus biru (Balaenoptera musculus) pun sering berlalu di hadapan mereka sebagai mamalia air terbesar yang ada (cetacean). Namun paus itu tak pernah diburu, karena selain untuk menjaga kelestarian satwa laut besar ini, tradisi menyebutkan bahwa Lamalera dan Lembata pada umumnya pernah diselamatkan paus biru dulu kala.
Pantangan lain bagi mereka selain membunuh ikan paus biru, ialah membunuh paus sperma betina yang sedang hamil, anak paus, dan paus yang sedang dalam suasana kawin. Kepekaan terhadap kondisi ini hanya dapat diturunkan oleh klan-klan yang ada di Lamalera. Sayang, sekarang pantangan ini terkadang diabaikan.
Secara tradisi, ikan paus yang didapat dikonsumsi untuk masyarakat desa dan tidak melebihi dari kebutuhan hidup secara keseluruhan secara sosial. Terkadang jumlah paus yang ditangkap berfluktuasi sesuai ketersediaan dan keperluan masyarakatnya. Kadang setahun hanya ada 4 paus dan kadang dapat mencapai 56 paus, jumlah tertinggi yang diraih pada tahun 1969. Seorang ahli biologi kelautan menyebutkan bahwa fluktuasi tergantung dari pola meteorologist dan pola populasi paus tersebut.
Kebiasaan kotoklema yang digelar hanya antara Mei dan Oktober dikhawatirkan akan sirna oleh gerusan modernisasi dan juga celah yang timbul dari upaya konservasi dan pendekatan adat di sana. Tahun 2009, pemburuan kotoklema dicetuskan menjadi sebuah festival agar tradisi ini dapat bertahan. Festival Baleo akhirnya dikenal dari tahun ke tahun.
Saat festival, pakaian adat dikenakan. Tambangnya asli terbuat dari daun sawu, dan di awal Mei, sebuah lefa, upacara adat yang juga disebut iyegerek, dilaksanakan sebagai pembukaan baleo. Satu peledang diisi oleh 7 orang matros, dan seorang lamafa atau balafaing, sang penghujam harpoon tangan yang tajam, yang disebut secara tradisonal sebagai tempuling.
Pemburuan dapat memakan waktu berjam-jam. Saat paus nampak, matros akan mengayuh dayung ke arah paus sasaran. Lamafa segera menghujamkan tempuling ke jantung sang paus, tiga hingga empat kali sampai paus letih kehabisan darah. Hujaman pertama dapat sangat berbahaya bagi seluruh awak, karena paus akan menerjang, bergeliat kesakitan dan menghancurkan segala yang ada di dekatnya.
Tak heran festival ini begitu sangat berharga bagi wisatawan, selain menangkap nyale, cacing laut, melihat pasola yang juga melibatkan lembing, dan terkadang darah. Nusa Tenggara Timur memang kaya akan budaya tereksotis di negeri Indonesia, termasuk tarian yang juga mengundang decak kagum para insan perfilman seperti Tari Caci yang gagah berani.

Retak Bekas Gempa, Prambanan Dipugar Lagi


Sejak diterpa gempa pada tahun 2006 candi Prambanan sebagai salah satu warisan budaya dunia banyak mengalami keretakan pada banyak bagian. Untuk itu pemugaran pun dilakukan.
Pemugaran bertujuan untuk mengembalikan keaslian bentuk cagar budaya dan memperkuat strukturnya yang dipertanggungjawabkan dari segi sejarah, arkeologis, dan teknis upaya pelestarian benda. 
Kepala Seksi Pelestarian dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Trihartono, mengungkapkan karena mengalami banyak keretakan bahkan hingga berongga 2-5 cm. Untuk itu kami melakukan penelitian kontruksi bahan bangunan candi, Jangan sampai langkah pemugaran justru merusak struktur candi.  
"Kini kami mencari metode yang tepat untuk pemugaran Candi Prambanan yang terdiri dari 240 baik kecil dan besar. Di tempat tersebut Candi Siwa-lah yang terparah, karena mengalami ratusan retakan. Langkah saat ini adalah injeksi bagian dalam candi. Dibutuhkan waktu 8 tahun untuk renovasi. Ini bisa lama karena kami kesulitan melepas kontruksi candi dan meneliti bagian dalam. Ini dilakukan agar nilai candi tidak berkurang," ungkap Tri saat ditemui okezone, Selasa, (19/4/2011). 

Sebagai langkah awal saat ini Candi Siwa ditutup untuk umum, karena bagian bawah candi sisi halaman satu atau selatan, mengalami keretakan dan melakukan pengeleman keretakan batu atau lebih dikenal dengan di-wax.
Trihartono menambahkan, karena bahan bangunan sangat rekat sekali dan belum diketahui teknik dan cara memisahkan batu-batu yang telah menjadi satu kesatuan. Maka apabila dilakukan pemugaran total sulit untuk dilakuan. Sementara pemugaran dengan cara pembongkaran sebagianlah yang dianggap paling memungkinkan.   
"Sampai saat ini kami masih mencari metode lain untuk yang terbaik untuk menghadapi retakan. Kami tak berani simpulkan berapa persen kerusakannya, karena belum tahu situasi dan kandungan di dalam candi," tutupnya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More