Kamis, 07 April 2011

Bandara Ngurah Rai Tak Lagi Jadi Pintu 'Surga'


Pintu masuk Bali kini tak menjadi gerbang surga lagi. Karena, banyak turis mancanegara yang mengeluhkan pelayanan yang semrawut di bandara Ngurah Rai ini.

Keluhan wisman ini juga membuat gusar Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika. Dia mengaku banyak mendapatkan keluhan dari turis. “Saya sering mendapat keluhan langsung dari mereka mulai antrean panjang di imigrasi hingga lamanya pemeriksaan di Bea Cukai," ungkap Pastika dalam jumpa pers di Kantor Gubernuran, Renon, Denpasar, Rabu (6/4/2011).

Dia menilai ada kelemahan dalam sistem pelayanan di Imigrasi Ngurah Rai sehingga mengakibatkan pelayanan kepada wisatawan yang datang menjadi kurang maksimal.
"Itu di imigrasinya yang tidak benar kalau sampai penumpang menunggu cukup lama," katanya.

Pastika mengaku sudah seringkali menyampaikan masalah imigrasi di Bandara Ngurah Rai ini ke Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, Wakil Presiden Boediono, hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun tetap saja masalah ini tidak mendapatkan tindak lanjut.

Dalam kesempatan itu, Pastika juga menilai Bandara Ngurah Rai sudah terlalu sempit dan perlu dilakukan pelebaran. Sehingga pelayanan penumpang bisa optimal. Banyaknya antrean penumpang dikarenakan sedikitnya pelayanan dokumen keimigrasian ‘imigration on board’.

"Kalau saja ada 20 board tentunya bisa lebih cepat dan lancar pelayanannya," sebut
mantan Kapolda Bali ini.

Tak hanya itu, kegusaran tersebut juga sudah dia sampaikan ke Kemenbudpar. Dia meminta agar kementerian ini datang dan mendokumentasikan pelayanan penumpang di bandara ini.

"Saya sudah lapor Budpar, saya minta Pak Menteri membikin video bagaimana antrean penumpang di bandara," ucapnya.

Pastika juga mengaku lelah karena telah menyampaikan hal tersebut kepada semua pihak terkait. Padahal jika tidak segera diperbaiki maka selain membuat wisman tidak nyaman juga bisa berpeluang terjadinya praktek tidak terpuji saat pengurusan dokumen.

"Ya kalau penumpang sampai terlantar duduk lesehan di lantai hanya menunggu pemeriksaan, nanti ada oknum berseragam yang mendekati menawarkan jasa untuk pengurusan cepet atau lewat jalan tol," selorohnya.

Selain masalah imigrasi, Pastika juga menyoroti pelayanan Bea Cukai. Dia menyoroti banyaknya penumpukan barang sehingga bisa mengakibatkan terjadinya kehilangan barang.

"Kalau ada penumpang kehilangan barangnya di bandara saya ditelepon. Masak sih gubernur harus mengurusi barang hilang di bandara terus. Saya sudah capek mengurus hal itu yang tentunya ada pihak yang berwenang mengurusi," kesalnya.

Sorotan lain disampaikan Pastika adalah lemahnya aspek pengamanan di bandara. Seperti antara waiting area dengan boarding masih menjadi satu lokasi. Yang membuatnya tak habis pikir, justru munculnya pedagang atau outlet di ruang tunggu, yang membuat situasi terlihat sesak dan semrawut.

"Kalau mau masuk ke pesawat juga tidak ada sekuriti lagi, bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan penumpang, ini sistem securitynya sangat mengerikan," katanya prihatin.

Keluhan mengenai bandara ini merupakan salah satu dari masalah yang dikeluhkan wisman dari hasil survey yang dilakukan Dinas Pariwisara Bali. Selain bandara, mereka juga mengeluhkan mengenai sampah, dan semrawut lalu lintas Denpasar.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More