Jumat, 08 April 2011

Tiga Alasan Kenapa Bali Disebut Neraka


Majalah Time 1 April lalu menurunkan tulisan yang menyebut Bali kini tak lagi menjadi surga. Bahkan, Pulau Dewata tersebut lebih layak disebut sebagai neraka. Apakah hal ini benar?

Sebenarnya masalah ini sudah lama diendus Pemerintah Provinsi Bali. Dinas Pariwisata Bali pun telah melakukan survei kepada wisatawan mancanegara mengenai hal ini.

Hal tersebut diakui Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, saat ditemui usai acara Love and Friendship For Japan di Monumen Perjuangan Bajra Sandi di Renon, Denpasar, tadi malam, Selasa (5/4/2011).

Dari hasil survei tersebut, didapati kesimpulan bahwa ada tiga masalah utama yang dikeluhkan turis yang datang ke Bali.

"Berdasar hasil survei Dinas Pariwisata Provinsi Bali, yang pertama dikeluhankan turis saat berada di sini ya sampah, macet, dan bandara," ungkapnya..

Hal senada juga dituliskan Andrew Marshal di Majalah Time. Dia menyebut, bahwa Pantai Kuta kini sudah tercemar. Berenang di Kuta selama setengah jam akan membuat kulit menjadi alergi.

Dia juga mengkritisi mengenai pembangunan bangunan mewah di Bali yang tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai seperti parkiran dan lainnya. Hal inilah kemudian yang menjadi salah satu penyebab lalu lintas Bali menjadi semrawut.

Meski Pastika mengakui ada masalah, dia tetap tidak mau menerima jika Bali dianggap seperti neraka. Karena Bali masih menjadi salah satu destinasi yang banyak diminati.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More