Senin, 09 November 2009

Apa Itu Dana Darurat?

Gempa yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) telah menyebabkan banyak korban tewas dan luka-luka, dan di antaranya ada saudara-saudara kita. Kondisi bencana alam ini tidak dapat diprediksi dan tentu tidak diinginkan oleh siapapun kita, namun faktanya selain kerugian non-materi yang tidak ternilai harganya, kerugian materi pun konon mencapai triliunan rupiah. Bagi korban, keluarga korban, dan simpatisan di luar Sumbar, inilah saatnya dana darurat dapat memainkan peranannya.
Dana darurat adalah alokasi dana yang seharusnya menjadi salah satu tujuan finansial dasar setiap orang. Gunanya terutama untuk menutupi keperluan mendesak, tetapi belum dianggarkan alias insidentil, terutama jika pencari nafkah di-PHK atau likuidasi perusahaan atau kerugian usaha.

Namun dalam perkembangannya penggunaan dana darurat juga bermanfaat untuk banyak hal yang insidentil dan darurat seperti jika tidak tercapainya target dana pendidikan saat dibutuhkan, terjadinya kelebihan biaya servis kendaraan, keperluan renovasi atap rumah yang bocor, sampai dukungan dana kemalangan karena meninggal atau dukungan perawatan medis, sandang-pangan-papan karena bencana alam yang terjadi baru-baru ini.

Dana darurat umumnya dihitung berdasarkan besaran tertentu. Menurut Klab KeluargaCerdas123, dana darurat ditentukan berdasarkan pertimbangan status pernikahan, pengeluaran rutin bulanan, dan pola pendapatan. Bagi lajang disyaratkan sampai dengan 4x pengeluaran rutin bulanan, menikah tanpa anak 6x, menikah dengan satu anak 9x, menikah dengan dua anak atau lebih 12x, pensiunan 12x, dan pekerja lepas 12x.

Adakah alokasi dana tabungan yang belum mempunyai tujuan finansial spesifik? Nah ini bisa dikonversi jadi dana darurat awal. Klabers bisa membuka rekening dana darurat berupa produk investasi yang sifatnya likuid dan lebih aman. Contoh dari produk ini adalah rekening tabungan, deposito dan reksa dana pasar uang. Jika dana darurat awal masih di bawah target ideal, Klabers perlu menghitung setoran investasi per bulan sesuai dengan target dana yang telah dihitung. Harus diingat bahwa prinsip investasi juga berlaku di sini, semakin besar jumlah setoran per bulan dan semakin sering kita menyetor maka semakin cepat dana darurat kita akan tercapai. Namun karakteristik dana darurat yang harus likuid mengakibatkan tingkat pengembaliannya tidak terlalu besar, jadi meningkatkan return bukan merupakan pilihan utama dalam kasus ini.

Tantangannya bagi Anda dan saya? Kebiasaan konsumtif ada di urutan pertama tabel tantangan setiap orang. Orang terbiasa gali dan tutup lubang dengan menggunakan kartu kredit. Ini sama dengan menyimpan bom waktu sebenarnya. Kemudian tantangan berikutnya adalah kebiasaan menunda pekerjaan. Kita bicara soal disiplin diri disini. Disiplin menyisihkan uang jika dana daruratnya masih dibawah target, sehingga perlu secara periodik berinvestasi untuk menggapai target dana darurat ideal.

Akhir kata, dalam perencanaan keuangan personal, alurnya adalah benahi dulu manajemen Anggaran Anda, beli polis asuransi jiwa untuk mereduksi risiko hilangnya arus kas pencari nafkah, kemudian bentuk dana darurat dan investasi untuk mencapainya jika di bawah target ideal. Setelah itu baru kita merambah ke investasi lainnya seperti dana pensiun, atau DP Rumah/Apartemen, atau beli kendaraan baru, atau dana pendidikan anak dan tujuan lainnya. Jadi tentukan tujuan finansialmu terlebih dahulu, tapi pastikan Dana Darurat ada di top list!

Jadi, sekarang masalahnya bukan pada datangnya hujan yang semakin tidak bisa diprediksi namun pada motivasi kita untuk menciptakan proteksi bagi orang-orang yang kita sayangi. Yuk kita buat dana darurat sekarang!


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More