Kamis, 05 November 2009

Giliran Negara Maju Tak Mau Jadi Pesakitan IMF

JAKARTA - Sudah menjadi pergunjingan dunia kalau suatu negara meminjam uang ke International Monetary Fund (IMF), maka negara itu akan menjadi negara pesakitan akibat formulanya yang kurang tepat guna.
Biasanya negara yang meminjam uang adalah negara miskin atau negara-negara berkembang. Krisis subprime mortgage saat ini justru menyeret negara maju ke jurang resesi.

Dalam pertemuan tingkat tinggi IMF di Istanbul, Turki, pekan lalu, hal itu dibahas oleh para menteri keuangan dan petinggi negara maju dan berkembang.

Terungkap, kalau para negara maju tidak ingin menjelma menjadi pesakitan layaknya negara berkembang yang kerap menjadi bahan pergunjingan akibat utang dari IMF.

"Kita dulu menjadi bulan-bulanan, ketika membutuhkan dana. Di saat krisis ini, banyak negara maju yang terpengaruh. Tetapi semua beramai-ramai meminta IMF agar berubah, agar IMF tidak datang seperti tuan besar, yang memaksa orang harus begini atau begitu. Perubahannya sendiri prosesnya masih berjalan," jelas Darmin yang merupakan Plt Gubernur BI saat ini, seusai Salat Jumat, Jumat (9/10/2009).

Sekadar mengingatkan, berdasarkan data okezone, sejak 1997, Indonesia didera krisis finansial yang bermuara di Thailand. Pada 5 November 1997, IMF menyetujui pinjaman USD10,2 miliar. Saat itu Direktur Pelaksana IMF dijabat oleh Michel Camdessus. Sementara Menko Ekuin era Soeharto tersebut, diduduki oleh Ginanjar Kartasasmita.

Michel mengklaim, "dukungan" itu akan menstabilkan perekonomian dan akan menjadi tahapan penting dalam stabilisasi pasar keuangan kawasan Asia. Namun, yang terjadi justru Indonesia menjadi negara pesakitan dan mudah "disetir" oleh IMF, yang tak lain adalah perpanjangan tangan negara maju.

Namun, Bank Indonesia (BI) atas nama Pemerintah Republik Indonesia pada 12 Oktober 2006 secara efektif telah melunasi seluruh pinjaman kepada IMF di bawah skim Extended Fund Facility (EFF). Pelunasan sebesar USD3.181.742.918 merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh tempo pada akhir 2010.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More