Kamis, 05 November 2009

"IMF Baru" Hadapi Rintangan Besar

WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (IMF) menghadapi rintangan terjal dalam upaya untuk berubah menjadi "juara" dalam tatanan dunia baru.

Pertemuan tahunan IMF dengan Bank Dunia di Istanbul, Turki, pekan lalu menunjukkan adanya temuan mengenai tekanan besar yang akan menimpa negara-negara berkembang utama, seperti China dan India.

Sepekan sebelumnya, kelompok negara berkembang yang tergabung dengan negara kaya dalam G20 melakukan pertemuan puncak di Pittsburgh, Amerika Serikat, menyetujui kerangka kerja bagi pemulihan berkelanjutan dan reformasi sistem keuangan yang meningkatkan tanggung jawab IMF.

G20 menyarankan perubahan dalam pemungutan suara "sekurang-kurangnya 5 persen" dari negara dengan hak keterwakilan lebih kepada negara dengan keterwakilan yang kurang. China akan mendapat bagian terbesar.

Peningkatan peran negara berkembang menandai momen panting bagi lembaga yang berbasis di Washington yang didirikan 65 tahun lalu ini dan yang didominasi oleh Amerika Serikat dan Jepang, dua perekonomian terbesar ditambah negara-negara Eropa.

Sebelum krisis terburuk semenjak Depresi Besar melanda setahun yang lalu, IMF secara luas dilihat sebagai lembaga yang tidak relevan dan tidak efektif dan dibenci di seluruh dunia karena syarat pinjamannnya yang sulit.

Dikutip dari AFP, Minggu (11/10/2009), Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn mengatakan pada pertemuan di Istanbul akan mengantarkan "IMF baru", sebuah institusi yang dilengkapi untuk membantu menciptakan dan mengantarkan ekonomi global abad ke-21 .

Tapi ketika menutup pertemuan tahunan hari Rabu, IMF masih jauh dari pemenuhan akan harapan yang tinggi.

Ada permasalahan alokasi kuota dan hak suara di antara 186 anggota yang saat ini lebih condong ke negara-negara eropa, dan sedikit suara pada negara berkembang besar seperti Brasil dan China.

Proses penting lainnya adalah untuk mengumpulkan lebih dari USD500 miliar yang dijanjikan oleh negara anggota, untuk melipat-tigakan sumber daya pinjaman IMF, dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi negara-negara yang tertekan krisis.

Jerman, negara donor utama, mengatakan pada pertemuan di Istanbul bahwa kenaikan besar cadangan IMF hanya "sementara" untuk menangani krisis.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More