Sabtu, 07 November 2009

Menteri Perdagangan APEC Bahas 3 Agenda Utama

JAKARTA - Para menteri perdagangan APEC membahas tiga agenda utama dalam pertemuan tahunan yang diselenggarakan di Singapura.

Ketiga agenda itu adalah (1) Menghadapi krisis, Bersiap untuk Pemulihan, (2) Mendukung Sistem Perdagangan Multilateral, dan (3) Mempercepat Integrasi Ekonomi Kawasan.

Di dalam agenda menghadapi krisis dan mempersiapkan pemulihan, para menteri membahas usaha-usaha untuk memfasilitasi pembiayaan perdagangan melalui jaringan kerja sama regional dan bilateral.

"Para menteri sepakat bahwa proses dialog ini harus dilanjutkan dan ditingkatkan, tidak saja untuk menanggulangi krisis dan memperlancar jalan menuju pemulihan ekonomi, tetapi juga untuk menciptakan daya tahan ekonomi APEC dalam jangka panjang," ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam teleconference Pertemuan Menteri Perdagangan APEC dari Singapura, di Kantor Departemen Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Selasa (21/7/2009).

Adapun sebagai salah satu upaya untuk mengatasi krisis dunia, para menteri juga sependapat untuk mengembangkan pendekatan inclusive growth yang memberikan penekanan pada restrukturisasi perekonomian dan memperkuat ketahanan sosial.

Delegasi Indonesia sendiri memberikan penekanan khusus untuk hal tersebut melalui program pengembangan kapasitas utama bagi UKM, masyarakat miskin, dan pekerja.

"APEC harus memberikan perhatian pada program pengembangan kapasitas yang menyentuh UKM dan lapisan masyarakat yang benar-benar membutuhkan," ungkapnya.

Adapun isu hangat lain yang dibahas adalah isu proteksionisme yang cenderung meningkat sejalan dengan meluasnya dampak krisis perekonomian dunia di sektor riil.

Berdasarkan hasil monitoring tiga bulanan yang dilakukan WTO, ditemukan hampir semua negara anggota WTO menerapkan kebijakan yang dapat dianggap mempunyai dampak terhadap perdagangan walaupun tetap konsisten dengan aturan main WTO.

"Penerapan kebijakan anti-dumping dan subsidi yang digunakan dalam berbagai stimulus fiskal, misalnya, sesuai dengan ketentuan WTO namun dalam praktiknya semakin banyak digunakan oleh negara ekonomi maju sehingga menghambat kegiatan ekspor dari negara ekonomi berkembang," jelasnya.

Di sela-sela pertemuan, Mendag juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara yaitu Meksiko, Australia, Singapura, Taiwan, Rusia, AS, China, dan negara ASEAN lainnya, dan juga Direktur Jenderal WTO Pascal Lamy.

"Dalam pertemuan bilateral dibahas permasalahan spesifik yang sedang dihadapi, seperti kasus anti-dumping, hambatan ekpor-impor dan upaya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi," tukasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More